Jam menunjukkan pukul delapan malam, sedangkan Dimas berjanji akan menjemput Tara pukul setengah sembilan nanti karena kini dia masih bercokol di rumah Savira. Tara memutuskan pergi ke UKS untuk merebahkan dirinya sambil menunggu Dimas datang menjemput. Begitu Tara memasuki ruang UKS yang nampak kosong itu, tiba-tiba bayangan pertemuan pertama kalinya dengan Alvan kembali terbayang di kepalanya. Tara mendengus. Dengan kasar disibaknya salah satu tirai yang menutupi bangsal lalu Tara melompat ke atas kasurnya. Bersyukur karena kasur UKS yang ada di sekolahnya merupakan kasur dengan kualitas yang cukup baik sehingga tidak membuat badannya sakit ketika menidurinya. Tara memejamkan matanya. Hidupnya memang tidak berubah banyak. Tara masih tetap Tara yang sama, Tara yang cuek dengan hal-ha