Bab 27

1085 Words

Malam itu hujan turun dengan deras, menampar jendela rumah dengan suara bising. Alya berdiri di ruang tamu, memeluk dirinya sendiri. Matanya terus mengarah pada pintu kamar tempat Adrian Nayel tidur. Ada rasa hangat saat mengingat wajah polos bayi itu, tapi di sisi lain, dadanya sesak oleh kenyataan bahwa nama yang melekat pada anaknya bukanlah pemberian dari satu orang saja, akan tetapi dua rang dengan cerita yang berbeda. Arga masuk ke ruang tamu dengan langkah berat. Tubuhnya basah kuyup, entah karena hujan atau karena keringat kecemasan. Alya mendekat, ingin menanyakan sesuatu, tapi kata-kata tercekat di tenggorokannya. “Kenapa kau pulang larut begini?” tanyanya akhirnya, dengan suara pelan tapi penuh tuduhan. Arga menghela napas, duduk di sofa, lalu menunduk. “Aku… ada urusan. Jang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD