"Makannya dihabiskan ya?" Wiwin kembali menyuapi Lina. Tapi, kali ini Lina menolak. "Udah cukup, Mah. Lina kenyang." Lina menolak dengan halus. "Baru aja tiga suap." Wiwin tetap berusaha membujuk Lina. "Satu lagi ya," Dengan sedikit memaksa, akhirnya Lina mau membuka kembali mulutnya dan menelan bubur yang terasa begitu pahit di mulutnya. "Minum ini." Tidak bisa memaksa lagi, akhirnya Wiwin pun menyodorkan teh panas untuk Lina agar tidak merasa mual. "Teh hangat bisa menghilangkan rasa mual." Lina menyeruput teh panas dari cangkir berwarna putih dengan perlahan. "Terima kasih, Mah. Maaf, Lina jadi ngerepotin." Lina sangat menyesal karena kedatangan Wiwin kali ini justru di saat kondisinya sedang dalam keadaan tidak sehat. Lina memang tidak menceritakan secara detail bagai