Lina masih menunggu. Menunggu Adit kembali menghubunginya. Setelah sekian lama hubungannya memburuk, pagi tadi Adit mengalami sedikit perubahan. Meski hanya dari nada suaranya saja, tapi itu sudah membuat Lina senang. Sampai ia pun terus menunggu dan berharap Adit akan menghubunginya kembali. Namun sampai pukul satu siang, Lina tidak kunjung menerima panggilan dari Adit. Ia menunggu dengan khawatir. "Kemana, Mas Adit?" Gumam Lina, sambil terus memandangi layar ponselnya. Kegiatan yang setiap hari rutin dilakukannya, kini terbengkalai bahkan Lina tidak sempat menyantap sarapan paginya karena terlalu khawatir. Tiba-tiba saja firasat buruk menghantuinya. Entah hanya perasaannya saja atau mungkin saja Adit kini sedang dalam bahaya. Lina berinisiatif menghubungi Dedi, Ayah mertuanya