Tiba di Hotel tempat Reygan menginap, Naya segera menghubungi teman sekantornya tersebut. Kesal, karena chat yang ia kirim bahkan tidak dijawab. Cukup lama nada sambung terdengar--sebelum suara serak khas seorang Rey yang baru bangun menyapanya. "Udah sampai, Nay?" Reygan mengangkat tubuhnya. Sepasang mata pria itu masih setengah menutup. Seperti malam sebelumnya—semalam ia juga begadang bersama beberapa teman. "Baru bangun?" Naya berdecak begitu mendapatkan jawaban iya. "Cepetan turun!!" perintah Naya setengah kesal. Heran—apa pria itu setiap hari bangun siang? Wanita itu bahkan sampai menggeleng berkali-kali. "Bentar gue cuci muka dulu," sahut Reygan yang kemudian menyibak selimut, lalu segera turun dari ranjang. Berjalan terhuyung dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Kaki pria