Part 100. Another Step

1802 Words

“Pantas saja nolak dijemput. Ternyata …” ucap Reygan dengan wajah sinis yang kentara, saat melihat Naya tiba dengan diantar sang pemilik proyek. Padahal, ia sudah menawarkan menjemput wanita itu di bandara, yang langsung ditolak. Mengenaskan. “Apaan sih, Rey,” sahut Naya sembari menjatuhkan pantatnya di kursi seberang Reygan duduk—terpisah meja kerja pria itu yang tak terlalu besar. Laptop masih terbuka di depan pria tersebut. Sepertinya, arsitek andalan perusahaan Pak Abdul sedang sibuk. Terlihat dengan berlembar-lembar kertas yang berserakan di atas meja kerjanya. Begitu tiba, Naya langsung menuju kamar tidurnya. Membereskan barang bawaannya, lalu membersihkan diri, sebelum keluar untuk bertemu dengan beberapa teman yang memang tinggal satu atap dengannya—yang juga dipakai untuk kantor

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD