"Malikha, tunggu! Berhenti dulu, aku bisa jelasin semuanya." "Aku mohon, dengerin aku. Kamu jangan salah paham dulu, Sayang. Aku mohon, beri kesempatan aku bicara menjelaskannya, ya," mohon Adrian, setelah berhasil meraih tangan Malikha lalu menggenggam erat tangan itu. Seolah jijik, Malikha berusaha keras melepaskan tautan tangannya dengan tangan suaminya. Apalagi, saat ia mengingat kalimat Adrian di kamar tadi. "Lepas! Lepasin tanganku, Mas! Aku tidak sudi, disentuh oleh laki-laki berengsekk dan pembohong seperti kamu!'' "Aku kecewa sama kamu, Mas! Tega sekali kamu terus membohongiku, salahku apa, hah?!!" "Aku sudah dengar semuanya tadi, kalau kamu dan Eliza masih berhubungan. Kamu juga lebih senang memberikan uang, mobil serta apartemen buat dia." "Sekarang, kamu mau jelasin apa,