Felica memandang hamparan bunga di hadapannya, hari-hari bersama Cancri begitu manis. Ketenangan dan kenyamanan yang ia dapatkan di tempat itu membuatnya tidak ingin kembali. Mengingat Cancri yang menginginkan seorang anak darinya, membuatnya terbebani. Tubuh mungil itu terlihat kuat dan rapuh di saat yang bersamaan, seakan-akan udara yang ada di sekelilingnya dapat menghancurkannya dalam sekejap. Tubuhnya tidak seperti wanita normal lainnya, ia sudah diberitahu Nero jika tubuhnya sulit mengandung. Bagaikan mimpi, ia tidak tahu sampai kapan Varsa bertahan untuk tidak kembali. Ia hanya berharap akan selamanya tinggal bersama Cancri dan tidak akan ada lagi yang mengganggu mereka berdua. "Apa yang kau pikirkan?" tanya Cancri yang tiba-tiba datang dan memeluk tubuh Felica. "Masa depan?" j

