"Mom," sapa Lauye.
"Lauye, mengapa kau tidak pernah mengabari Mommy? Bisakah kita bertemu, Mommy sangat merindukanmu, Lauye."
Lauye terdiam sejenak, ia juga sangat merindukan keluarganya, bahkan ia sangat merindukan keluarganya seperti dulu. Tanpa ada Felica di antara mereka, tetapi itu hanyalah angan-angan yang tidak akan pernah terwujud. Ia sudah jatuh di tempat Ayahnya terjatuh, ia tidak bisa kembali lagi saat perasaannya sulit untuk meninggalkan wanita yang ia cintai.
"Mom, aku tidak bisa. Aku harus melindungi sesuatu yang harus aku lindungi di sini."
"Sebentar saja, hanya untuk makan siang. Apa kau tidak bisa mengatur jadwalmu, Lauye?"
Lauye menghembuskan napasnya kasar, dua ekor ular mulai merayap naik dan bertengger manis di bahu Lauye.
"Lauye, Mommy mohon."
"Aku akan memikir
