Jeni keluar dari panti asuhan dengan wajah yang begitu muram. Ia sungguh tidak terima melihat pemandangan yang ada di panti asuhan tadi. Padahal ia sudah menyiapkan semuanya, padahal ia sudah beradandan dengan maksimal. Bagaimana bisa Arjuna malah mengabaikannya begitu saja. Lalu kalau sudah begini, Jeni mau pergi ke mana lagi? Ia tidak mungkin pulang ke rumahnya dengan wajah yang muram seperti ini. Ia tidak mau kedua orang tuanya bertanya lalu ia bingung harus menjawab apa. Akhirnya memutuskan untuk berjalan jalan ke taman kota, seraya membawa kotak piza yang tidak sempat ia berikan pada Akbar, karena anak itu entah berada di mana. Jeni duduk di bangku kayu dengan kedua matanya yang basah dan hati dongkol. Kala ia melihat seorang lelaki yang memakai baju kotor dan juga compang camping.