Chapter 47

969 Words

Chandra membawa bubur dan juga minuman hangat untuk istrinya. Antusias Chandra senyum sementara Fera menghapus air matanya. "Kenapa?" Chandra bertanya. Fera tidak menjawab mengambil bubur buatan mamanya. Chandra memperhatikan istrinya. Tetapi Fera malah menatapnya horor. "Kenapa kau di sini lagi? Keluar, aku tidak mau lihat mukamu yang jelek itu!" ketusnya mengusir Chandra padahal ia rindu istrinya yang manja. "Kau tidak merindukanku?" Chandra bertanya kepada Fera mengharapkan jawaban "Iya". "Tidak, untuk apa merindukan suami pembohong sepertimu. Aku tidak ingin anakku tertular pembohong sepertimu!" jawabnya masih nada ketus. Wajah berseri-seri dari Chandra meredup istrinya masih belum maafkan. Tetapi Chandra tidak akan menyerah masih ada hari esok dan bulan berikutnya. "Ya sudah, m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD