Pagi-pagi sebelum Aska bangun, aku menyibukkan diri di dapur untuk memasak. "Ehem." Terdengar suara deheman yang aku tahu pasti itu suara Luna. Aku hanya melirik tanpa ingin menjawab sedikit pun. "Boleh aku bertanya?" tanyanya. Lagi-lagi aku diam tak menanggapi. "Aku bertanya padamu. Kenapa kamu diam saja?" "Ingin bertanya apa?" tanyaku datar. "Apa yang terjadi sebenarnya?" "Bukankah aku sudah menjelaskannya?!" "Belum lengkap. Kamu belum menceritakan tentang ayah bayimu." Aku tersenyum miring, apa urusannya? "Adakah hubungannya denganmu?" "Ada. Secara tidak langsung. Kamu tahu? Alan sangat menginginkan seorang anak." Ya, termasuk orang tuanya. Hingga akhirnya mereka tega padaku, ucapku dalam hati. "Bukankah kalian sudah mendapatkannya?! Itu juga kan yang membuat kalian semua