9. sugar Daddy

1552 Words
Sheena pun mulai menaikkan kakinya hingga berada di atas paha Abi, dan detik berikutnya, Sheena mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Abi, serta pandangan mata yang tidak lepas dari mata Abi. Sheena merasa begitu gugup saat tubuhnya sudah berada di atas pangkuan Abi sepenuhnya. "Kapan kau ingin memulainya, kenapa hanya diam saja?" Tanya Abi saat melihat Sheena menikmati wajahnya. Abi melihat Sheena hanya menatap wajahnya dengan tanpa henti. Sheena yang Mendengar pertanyaan Abi, menambah kegugupannya dan dengan spontan nya Sheena mengalihkan pandangannya ke arah lain, membuat Abi merasa gemas. "Turunlah. Sudah kukatakan kamu tidak akan bisa membuktikan, dan kamu hanya membuang-buang waktuku saja. "Ujar Abi dengan nada tegasnya, membuat Sheena kembali menatap Abi, dan bahkan tangan Sheena sudah memegang kedua pundak Abi. "Mana bisa begitu, aku bisa kok melakukannya, tadi aku hanya mempersiapkan diri saja." Ujar Sheena berusaha tenang, agar Abi tidak memintanya turun. "Lakukan!" Ujar Abi dengan nada perintah dan penuh ketegasan. Sheena pun mulai mendekatkan wajahnya mendekati wajah Abi, dan detik berikutnya Abi merasakan bibir kenyal Sheena menyentuh bibirnya. Abi benar-benar terpancing merasakan bibir kenyal Sheena, namun sebisa mungkin Abi tetap mempertahankan diri, agar Abi tidak mengambil tindakan bodoh, hingga membuat dirinya menjatuhkan harga dirinya sendiri. Sheena mulai memainkan bibirnya, sedikit melumat bibir Abi dengan pergerakan kakunya. Abi sendiri yang merasakan pergerakan yang sangat kaku dari Sheena, merasa tidak kuat kalau dirinya hanya menunggu Sheena memuaskan bibirnya saja. Abi langsung menarik pinggang Sheena lebih dekat, hingga tubuh Sheena benar-benar menempel pada tubuhnya. Abi langsung melumat bibir Sheena dengan begitu kasar dan buas, karena Abi merasakan rasa yang berbeda saat menyentuh bibir Sheena, tidak sama seperti para wanita yang sudah pernah Abi sentuh sebelumnya. Yah, Abi bukanlah pria yang tidak pernah menyentuh wanita, Abi sudah hafal mana wanita yang benar-benar polos dan pura-pura polos. Namun meski Abi bisa menyentuh wanita lain dengan mudahnya, Abi tidak sembarang bercocok tanam pada wanita, karena prinsip Abi, Abi hanya ingin menikmati sentuhan saja bukan sebuah penyatuan. Setelah cukup lama Abi bermain di bibir Sheena, Abi mulai melepaskan tautannya, dan menatap manik mata Sheena dengan tatapan penuh hasrat. "Cuma kamu wanita pertama yang membuatku merasa menikmati, dan bahkan kamu berhasil membuatku merasa nikmat bersentuhan dengan wanita polos sepertimu, karena sebelumnya, aku tidak pernah menyukai wanita polos, apalagi se polos dirimu. Jadi, ujianmu lulus sampai di sini, dan kita mulai bekerja sama dengan merubah status kita sebagai sugar Baby dan sugar Daddy." Ujar Abi yang berhasil membuat Sheena langsung bersorak gembira. "Yeay. Terima Kasih Tuan, terima kasih." Ujar Sheena seraya turun dari pangkuan Abi, dan membungkukkan badannya hingga berulang kali, merasa senang karena dirinya berhasil membuktikan pada Abi, bahwa dirinya bisa membuat Abi puas, dan bahkan sudah bisa menghilangkan kalimat polos yang sejak tadi membuat Abi meragukan dirinya. "Kau sugar Baby-ku, bukan babu aku. Jadi kamu tidak perlu memanggilku tuan, Kamu bisa memanggilku sama dengan sahabatmu memanggil sugar Daddy-nya." Ujar Abi dengan nada datarnya, Seraya menyerahkan sebuah kartu, yang berisi nomor ponselnya dan juga tertera nama lengkap serta kedudukannya sebagai CEO terbesar di kota itu. Kartu tersebut tidak Sheena perhatikan, Sheena langsung meletakkan ke dalam tas selempangnya dengan cepat, karena Sheena terlalu bahagia Abi telah menerima dirinya sebagai sugar baby-nya. Setelah Abi menyerahkan kartu tersebut, Abi kembali menyodorkan sebuah black card yang jarang orang biasa miliki, hanya bagian para petinggi saja yang memiliki kartu tersebut. "Simpan Dan kamu bisa menggunakannya kalau kamu membutuhkan sesuatu. Ingat, sugar baby harus terbuka pada sugar Daddy nya, apapun masalahnya. "Ujar Abi dengan nada tegasnya, setelah itu, Abi kembali menyerahkan black card tersebut ke hadapan Sheena. Sheena sendiri Langsung mendorong tangan yang Abi gunakan untuk menyodorkan kartu tersebut. Sheena menolak pemberian Abi, karena yang Sheena butuhkan bukanlah sebuah harta, melainkan hanyalah keinginan pribadinya, bukan kebutuhan ekonominya. "Daddy simpan saja kartu itu, karena aku tidak membutuhkannya. Aku bisa membiayai kebutuhanku sendiri dengan uang yang ku punya, karena aku tidak butuh uang sampai aku mengemis agar Daddy menerimaku sebagai sugar baby Daddy. Sudah kukatakan, Aku memiliki alasan tersendiri meminta agar Daddy menjadikan diriku sebagai sugar baby, bukan karena aku mengejar atau menyenangkan diri dengan uang Daddy. "Ujar Sheena dengan nada tegasnya, membuat dahi Abi langsung berkerut. " Kau sugar baby-ku, dan sudah sepantasnya kamu mendapatkan ini. Kamu bisa bertanya langsung kepada sahabat kamu, bahwa sugar baby itu sudah terbiasa menerima atau kehidupannya ditanggung oleh sugar Daddy nya. Kalau memang kamu tidak membutuhkan kartu ini, kamu bisa menyimpannya, tidak perlu memakainya tidak masalah atau menggunakan black card ini, yang penting black card ini sudah berada di tangan kamu. "Ujar Abi yang masih meminta agar Sheena menerima black card dari dirinya. Sheena pun langsung menghela nafasnya kasar, dan dengan terpaksanya Sheena kembali memasukkan black card pemberian Abi ke dalam tas selempangnya bersama dengan kartu nama Abi tadi. "Baiklah. Aku tidak akan meminta apapun dari kamu, Karena saat ini aku harus pergi jauh. Dan aku akan menghubungimu setelah kamu menghubungiku terlebih dahulu, dan suatu saat jika aku butuh, aku juga akan memintamu untuk menemui ku, Atau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginanku. Untuk saat ini, kamu bebas! "Ujar Abi yang lagi-lagi membuat Sheena merasa begitu sangat kesenangan, karena tidak perlu repot-repot melakukan sesuatu layaknya sugar baby. "Siap, Tuan. Saya akan siap melakukan kapan Anda membutuhkan saya, dan saya juga akan menuruti semua keinginan anda selagi itu menyangkut tugas sebagai sugar Baby kepada sugar Daddy nya. Tapi Tuan, berapa lama anda pergi ke tempat yang jauh, Karena sebenarnya saya juga butuh bantuan Anda? "Tanya Sheena yang mulai memikirkan rencana utamanya. Di mana rencana utama Sheena melakukan semua ini hanya demi membalas rasa sakit hatinya pada sang suami yang selalu membawa para wanitanya ke dalam rumah mereka. Rupanya sang suami tidak hanya menghancurkan pernikahannya, tapi juga menghancurkan hatinya saat setiap hari sang suami membawa para wanitanya ke dalam rumah mereka. " Mungkin satu minggu paling cepat, atau bisa saja sampai dua minggu, atau tidak 10 hari. "Ujar Abi menjawab pertanyaan Sheena membuat Sheena langsung memutar bola matanya jengah karena Abi tidak memberikan jawaban pasti. "Mana bisa jawabannya begitu, sama saja itu bukan jawaban, karena jawaban anda tidak mengandung kepastian." Ujar Sheena dengan malasnya. "Ya kalau kamu ingin tahu jawaban pastinya, ikut saja denganku bekerja. "Ujar Abi dengan nada cueknya. "Aku rasa tidak hanya kepulanganku saja yang tidak pasti, tapi keberangkatanku juga tidak pasti. "Ujar Abi tiba-tiba memberitahu Sheena, membuat dahi Sheena langsung berkerut bingung. " Apa maksud Daddy, bukankah Dedi bilang akan segera pergi? "Tanya Sheena "Memang. aku memang akan pergi dalam waktu dekat ini dan bahkan bisa saja aku pergi saat ini juga. Tapi, aku baru saja mendapat kabar atau pemberitahuan dari anak buahku bahwa ada seseorang yang ingin bertemu denganku, dan orang ini termasuk orang yang penting dalam hidupku, karena orang ini sudah mengusik ketenanganku." Ujar Abi dengan penuh ketegasan dan sedikit menceritakan masalah orang yang ingin bertemu dengannya dengan begitu singkat, hingga membuat Sheena tidak mengerti akan jawaban Abi. "Daddy akan berangkat kapan, apa Daddy memintaku malam ini ditemani aku? "Tanya Sheena ragu-ragu "Kita lihat saja apa permasalahannya, karena aku tidak tahu juga untuk apa orang itu meminta bertemu denganku." Ujar Abi yang memang tidak bisa memberikan jawaban pasti pada Sheena mengenai kepergiannya. "Ya sudah. Kalau begitu, aku bisa pulang sekarang kan?" Tanya Sheena mengalah, dan diakhiri dengan kalimat tanya. Abi pun langsung menganggukkan kepalanya pelan, memberi izin Sheena langsung pulang. Sheena Keluar dari ruang VIP tersebut dan langsung membawa langkahnya keluar dari tempat tersebut, berjalan di pinggir jalan raya sambil mengotak-atik ponselnya memesan taksi online. Tidak perlu menunggu waktu lama, taksi yang dipesan Sheena pun datang. Sheena segera meminta sopir taksi tersebut untuk membawanya pulang ke rumah Vian. Jam 10.00 malam, Sheena sampai di rumah Vian, yang ternyata Sheena sudah ditunggu oleh Vian tepat di dekat gerbang rumahnya. Sheena sendiri merasa heran, karena tidak biasanya Vian menunggu dirinya sampai rela berdiri di dekat gerbang rumahnya. Dengan segera Sheena langsung membawa langkahnya turun dari taksi, dan berjalan dengan langkah pelan untuk mendekati gerbang rumah Vian. " Aku tidak rela kamu jual diri tanpa mendapat izin dariku! "Ujar Vian dengan nada penuh penghinaan, membuat hati Shena merasa nyeri mendengar kalimat kotor tersebut dari bibir sang suami langsung. " Tidak ada urusannya denganmu! "Ujar Sheena dengan nada datarnya, dan ingin kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Tapi sayang, langkah Dita tidak bisa dilanjutkan saat tangannya di cekal begitu kasar oleh Vian. "Ikut aku!"ujar Vian dengan nada datarnya, sambil menarik pergelangan tangan Sheena dengan kasar. Vian membawa Sheena masuk ke dalam mobilnya, dan detik berikutnya mobil yang dibawa Vian pun mulai menjauh dari rumah Vian. Mobil Vian berhenti di sebuah hotel bintang lima. Vian kembali menarik paksa lengan Shena untuk masuk ke ruang VIP yang sudah Vian janjikan pada seseorang. "Mas, mau kamu bawa kemana aku, ngapain kita kesini?" Tanya Shena dengan sedikit merasa takut"Aku akan menjual mu pada seseorang yang sangat kaya di kota ini. Aku sudah lelah Shena, aku lelah bekerja terus tapi tidak bisa menikmati hasil yang memuaskan." Betapa terkejutnya Shena mendengar jawaban Vian Brak "Ini wanita yang akan saya serahkan pada anda Tuan!" Ujar Vian dengan tegasnya pada seorang pria yang tengah duduk membelakanginya. Pria yang membelakangi Vian dan juga Shena langsung membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan mereka, saat mendengar suara Vian. Degh "Tidak mungkin!" Shena terkejut bukan main saat mendapati seorang pria yang akan membelinya adalah orang yang Shena kenal. "Ti-tidak!" Pekik Vian yang ternyata reaksi nya tidak jauh beda dengan Shena, sama-sama terkejut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD