PART. 4 AKAD NIKAH

923 Words
Hari yang ditunggu tiba. Terlihat kesibukan di rumah Fardan. Ibunya yang mengatur para ART yang diminta membawa seserahan. Mereka memang tidak melibatkan orang lain dalam pernikahan ini. Delapan ART dirumah yang diminta membantu. ART mereka sudah bekerja hampir dua puluh tahun semua. Dan mereka semua adalah pasangan suami istri. Bu Farah memang orang yang tegas, tapi juga bisa menghargai ART dirumahnya. Para ART cukup banyak karena mereka juga membantu Bu Farah dalam mencoba menu baru untuk ditoko kue nya. Para ART malam ini mengenakan baju seragam. Seperti rombongan keluarga yang ingin pergi kondangan. Seserahan sudah tertata rapi di atas meja makan. Ada mahar berupa perhiasan dan uang. Uang mahar sebesar 31.07,2025 perhiasan seberat 31.07 gram yang terdiri dari kalung, gelang, cincin, dan anting. Fardan turun dari lantai atas. "Ayo berangkat. Sudah menghapal akadnya kan?" "Sudah." Mereka keluar rumah. Semua masuk ke dalam mobil. Lalu mobil ke luar dari halaman. Pak Satpam yang membukakan pintu gerbang. Walau dekat mereka sengaja memakai mobil agar tidak terlihat mencolok. Mereka langsung ke rumah di sebelah. Mobil parkir di depan rumah. Sudah ada beberapa buah sepeda motor yang parkir di sana. Semua ke luar dari mobil. Mereka berbaris dengan rapi. Kemudian melangkah masuk ke dalam rumah. Tidak ada pelaminan, tidak ada hiasan. Seperti tidak akan terjadi hal penting sesaat lagi. Ada penghulu, ada dua orang saksi, ada Pak RT, dan Pak RW. Bu Farah ingin Pak RT dan Pak RW menyaksikan pernikahan tersebut. Agar jangan timbul fitnah nantinya. Fardan yang mengenakan baju Koko putih, celana hitam, peci hitam duduk di depan penghulu. Sudah siap melaksanakan akad nikah. Akad nikah yang tidak pernah ia inginkan tapi harus ia jalankan sebagai pembuktian. Akad nikah berlangsung cepat dan lancar. "Saya terima nikah dan kawinnya Meylani Ashanty binti Ashardy Kurniawan dengan mahar tersebut tunai!" "Sah?" "Sah!" "Sah?" "Sah!" "Alhamdulillah." Mempelai wanita dipanggil ke luar. Mey berjalan lambat. Mey mengenakan busana muslim putih, jilbab putih, dan cadar putih. Yang terlihat hanya matanya saja. Itupun terlindung oleh kaca mata minus. Mey duduk di samping Fardan. Proses selanjutnya dilakukan. Setelah semua proses berlangsung mereka mengadakan syukuran. Bu Fira memasak ayam masak boom. Masakan khas dari kampung halamannya di Kalimantan Selatan. Ditambahkan dengan acar juga. Mey tidak ikut makan. Hatinya tengah berdebar-debar. Tubuh Fardan tinggi besar. Mey tidak tahu apakah tubuh kecilnya akan sanggup menanggung tubuh seperti itu. Pikiran Mey berkecamuk. Mey teringat pesan terakhir almarhum suaminya, agar memilih suami yang mencintai dan bisa dicintai. Mey pantas untuk bahagia. Tapi kenyataannya sekarang Mey harus terjebak dalam pernikahan kontrak yang tidak pernah ia bayangkan. Usia suaminya cukup jauh jaraknya dengan dirinya. Meski jika dibandingkan dengan Pak Fahmi, Fardan lebih muda. Karena Fardan adalah anak angkat suaminya. Selain hatinya yang berdebar, tubuhnya juga terasa panas dingin. Mey sebenarnya merasa malu harus menikah dengan suami orang. Seakan tidak ada lagi pria lain di dunia ini. Mey belum siap jika ada gunjingan tentang pernikahan mereka. Tapi Mey tidak bisa menolak permintaan Bu Farah. Wanita yang selama ini ikut membantu pengobatan suaminya. Bahkan rela mengeluarkan uang untuk membangun toko ini demi mereka. Bu Farah wanita yang baik. Walau kelihatan sangat tegas. Rasa hutang budi itu yang membuat Mey menerima menjadi madu dalam pernikahan Fardan. Malam ini terpaksa Mey membuka cadarnya dihadapan seorang pria yang sudah menjadi suaminya. Selama ini hanya Pak Asikin yang bisa melihat wajahnya. Pak Asikin sudah seperti ayah bagi Mey meski sebenarnya adalah adik iparnya. Para undangan yang hadir pamit pulang. Bu Farah dan para ART juga pamit pulang. Mey masuk ke kamarnya. Seprai baru sudah dipasang menutupi kasurnya. Ada hiasan bentuk dua angsa juga yang dibuat oleh Bu Fira. Diletakan di tengah kasur yang memakai seprai berwarna putih. Perasaan Mey semakin berdebar. Membayangkan apa yang akan terjadi sesaat lagi. Sebuah rahasia besar akan terbuka malam ini. Rahasia yang hanya diketahui oleh almarhum suaminya, Bu Fira, dan Pak Asikin. Mey duduk diam di tepi ranjang. Menunggu suaminya masuk ke kamar. Pintu kamar terbuka. Sosok tinggi besar menguasai ambang pintu kamarnya. Mey berdiri dari duduk. Mey tidak bisa melarang matanya yang tertuju pada Fardan. Wajah Fardan terlihat berwibawa dengan peci dikepala. Bola matanya yang biru membuat Mey terus menatapnya. Fardan berdiri di hadapan Mey. Jarak mereka hanya satu meter saja. "Aku tidak suka wanita jorok. Aku tidak suka wanita cerewet. Aku tidak suka wanita yang tidak bisa merawat tubuhnya. Aku tidak suka wanita manja." Mendengar itu Mey menundukkan kepala. Selain merasa lelah harus mendongak menatap wajah suaminya. Mey percaya dengan ucapan Fardan, karena Eva nyaris sempurna sebagai wanita. "Sebelum kita memulai malam ini. Aku ingin kamu membersihkan dirimu dulu. Aku suka wanita yang wangi. Tidak boleh ada aroma yang mengganggu hidungku." Suara Fardan yang tegas membuat Mey merasa tubuhnya semakin meriang. "Sana masuk kamar mandi!" Tanpa bersuara Mey masuk ke dalam kamar mandi. Mey bersandar di balik pintu. Mey merasa tubuhnya gemetar. Mey mengusap dadanya. Mey tidak berani berlama-lama di kamar mandi. Mey melepas seluruh pakaiannya. Mey membersihkan diri dengan sabun dan membersihkan rambutnya dengan shampoo. Walau tadi sore ia sudah mandi. Setelah mandi Mey membungkus tubuhnya dengan handuk besar yang menutupi dari d**a sampai bawah lututnya. Kemudian Mey memasang handuk di atas bahunya. Mey belum siap tubuhnya terlihat oleh lelaki meski sudah menjadi suaminya. Rambutnya juga ia bungkus dengan handuk. Dengan langkah ragu Mey ke luar dari kamar mandi. Wajahnya ditutup dengan handuk yang ada di bahunya. Begitu melihat Mey ke luar dari kamar mandi, Fardan yang sudah melepas pakaian dan sekarang hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong putih menatap Mey. Fardan melihat kalau kaki Mey putih sekali. Punggung tangannya juga putih. "Buka handuk mu!" "Hah!" *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD