Bab 22. Luka yang sudah kering, terbuka lagi

1357 Words

Happy Reading Dila berhenti melangkah dan menatap Shaka. "Ada apa?" tanya Shaka dengan atensi penuh pada sang mantan istri. Jantungnya berdebar-debar saat dia bisa berdekatan seperti ini dengan Dila. Ah, rasanya Shaka ingin mengurung Dila di rumahnya saja. "Boleh minta minum? Aku haus," jawab Dila. Shaka mengerjab perlahan, kemudian senyum manis tersungging di bibirnya. "Tentu saja boleh. Bi Eli!" Teriak Shaka memanggil asisten rumah tangganya. Wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh mendatangi sang tuan saat mendengar teriakannya. "Iya, Tuan." "Tolong buatkan minuman untuk tamu spesial saya." "Air putih saja, aku nggak terbiasa minum manis," ujar Dila pada Bibi Eli. "Air putih?" beo Bi Eli. "Iya," jawab Dila cepat. "Baik, Nona." Bi Eli segera pergi ke dapur untuk mengambilkan air

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD