Beberapa hari berlalu. Ini juga hari kesekian Erwin tampak tergesa-gesa untuk pergi. Padahal jam belum menunjukkan pukul tujuh pagi. Lelaki itu tampak sedang bersiap di depan cermin. Mengancingkan kancing lengannya yang tadi masih terbuka. "Erwin! Aku mau bicara."Nada bicara Sofia lebih tinggi dari biasanya. Dia tampak sedang menahan kumpulan emosi yang sudah penuh di dadanya. "Mau bicara apa? Tinggal katakan saja, tidak perlu berteriak." Erwin tampak tenang. Seakan dia tidak memiliki salah apapun. Sofia menarik lengan Erwin hingga lelaki itu berbalik menghadapnya. Dia menatap Erwin dengan tatapan yang sangat serius. Bahkan Sofia tidak pernah seserius ini sebelumnya. "Kenapa kamu semakin menghindari aku? Kamu tidak menemaniku sarapan, tidak juga makan siang, makan malam pun tidak.

