Bianca menatap Zayn yang sedang memasukkan pakaiannya dalam koper besarnya, hari ini Zayn benar benar akan pergi ke Shanghai untuk perjalanan bisnis. Hal itu membuat Bianca mengingat mimpinya beberapa hari lalu, ia takut jika semua yang ada dalam mimpinya benar benar terjadi. “apakah tidak bisa ditunda atau diwakilkan?” Tanya Bianca mendekati Zayn dan duduk tak jauh dari Zayn. “kenapa? Kamu masih merasa mimpimu itu suatu penglihatan apa yang akan terjadi nanti?” Tanya Zayn. “entahlah, tapi aku merasa itu akan terjadi, tapi semoga saja tidak.” “sudahlah jangan terlalu kamu pikirkan hal itu, its just a dream.” “ya semoga saja, biar aku bantu,” ucap Bianca mengambil satu kemeja di atas ranjang tepat saat Zayn juga mengambilnya membuat tangan mereka bersentuhan,