Enardo masih terus menatap lekat Aishe. Meyakinkan wanitanya, sekali lagi. “Sebenarnya kami …” Aishe menggelengkan pelan kepalanya, seraya mengatakan untuk jangan dulu mengakui semuanya. Dia hendak melepas genggaman Enardp, namun pria ini justru semakin erat menggenggam tangannya. Namun wajah tampan itu masih terus tersenyum, seakan tidak memahami kode yang diberikan oleh Aishe. “Aku dan Aishe pernah hidup bersama selama 2 tahun di New York …” Deg! Aishe menggelengkan pelan kepalanya, menyuruh Enardo untuk menghentikan kalimatnya. Dia melirik ke arah mereka yang masih tampak tenang mendengarnya. “Mom … Dad … bukan begitu …” Dia hendak membuka suaranya, namun Enardo menyelanya lebih dulu. Dia menggenggam erat kedua tangan Aishe. Menatapnya lekat.