“Kamu mau ke mana?” Ferro buru-buru keluar dari balik kemudinya. Diana yang awalnya berjalan lemah, melamun sambil menarik kopernya, refleks menghentikan langkahnya. Diana yang baru keluar dari gapura kafe yang baru saja Dita ambil alih, menjadi merinding. Bahkan sekalipun posisi Diana membelakangi kehadiran Ferro, Diana yakin suara tadi merupakan suara Ferro. Dengan perasaan yang menjadi campur aduk sekaligus takut, Diana buru-buru menarik kopernya. Ia berjalan menelusuri trotoar sekitar dan sengaja meninggalkan Ferro dan ia yakini ada di belakang sana. “Diana!” seru Ferro. Seruan Ferro yang terdengar membentak makin membuat Diana ketakutan. Demi apa pun, Diana ingin menghilang detik itu juga. Karena bisa Diana pastikan, Ferro belum sepenuhnya berubah. Ferro bahkan terkesan terobsesi