56. Damage Control 2

1064 Words

Kami keluar dari ruang rapat untuk mengekori ke mana ayah mertuaku ini akan membawa kami untuk bicara. Setiap langkah yang kami ambil membuatku sadar kalau masalah ini lebih serius dari yang kubayangkan. Argio tiba-tiba menggenggam tanganku, mungkin maksudnya untuk menenangkanku. Nyatanya, tangan Argio justru lebih dingin dibanding tanganku sekarang. “Ras, aku nggak akan biarin siapapun nyakitin kamu.” Argio menggenggam tanganku lebih erat. Ekspresinya terlihat serius tetapi aku juga tahu bahwa ia menyimpan kegelisahan tersembunyi di sana. “Aku juga, Gi, aku nggak akan biarin siapapun nyakitin kamu. Terutama Silvania.” Argio mendekatkan bibirnya ke pelipisku. Mengecupnya sekilas, tidak peduli bahwa kami sedang berjalan di belakang Pak Tegar. “Cium-ciumnya nanti, kita selesaikan du

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD