Hari itu akhirnya tiba. Pagi perlahan menyapa dengan cahaya matahari yang hangat. Rumah Ayu sejak subuh sudah ramai. Tenda besar berdiri sejak malam sebelumnya, bunga-bunga segar menghiasi tiap sudut, para tetangga dan keluarga sibuk membantu di dapur dan halaman. Ayu duduk di depan cermin, mengenakan kebaya putih gading berbordir halus. Sang ibu, Bu Rani, membantu menyematkan kerudung tipis di kepalanya. Tak jauh dari sana, Pak Hardi berdiri memperhatikan putrinya, matanya berkaca-kaca. "Ayah," panggil Ayu dengan suara pelan, bangkit dari duduknya. Pak Hardi mengangguk, mencoba tersenyum. "Cantik sekali kamu, Ayu... Seperti ibu kamu dulu waktu menikah." Suaranya bergetar. Ayu langsung memeluk ayahnya. "Ayu tetap anak Ayah, meski nanti udah jadi istri orang..." Sementara itu, di ruma