“Na, kau yakin ngebiarin Alfa di luar kayak gelandangan?” tanya Fafi ragu dan merasa kasihan. “Iya, yakin. Biarin aja.” ucapku sambil makan pizza hut gratis di kamarku. “Kasihan tauk. Udah dua jam lebih dia di luar.” katanya lagi. “Kau bilang gitu lagi, aku usir kau dari rumahku,” ancamku serius, nggak bercanda. Mendengar ancamanku, Fafi langsung diam. Sahabatku itu lagi ngintip Alfa dari jendela kamarku. Sejak pulang sekolah sampai sekarang, dia berada di luar rumahku. Entah dia ngapain, mau berdiri, duduk atau mau guling-guling, I don’t care about him again. “Na, dia udah kucel banget, udah kayak pengemis yang nggak makan dua hari.” Fafi buka suara lagi, seperti udah lupa dengan ancamanku. “Go home, kau!” Teriakku pura-pura marah. Fafi langsung menutup gorden kamarku yang dibuka d

