78 Hujan semakin deras, ditambah angin yang cukup kencang membuat Maura nyaris tidak bisa melihat dengan jelas meski telah membawa senter di tangannya. Dia merasa telah berlari sangat jauh tadi sehingga dia tidak tahu ke arah mana harus berjalan untuk keluar dari tempat itu? “Tolong!!!” teriak Maura pada akhirnya, meskipun dia tahu suaranya teredam oleh hujan dan gemuruh petir yang bersahutan. Bajunya telah sangat basah, dia mencoba peruntungan untuk mengambil jalan kembali meskipun dia tidak yakin karena dia berlari tak tentu arah. Maura merasa dia hanya berputar-putar di tempat itu saja, hingga dia menemukan pohon besar. Dia bersandar di pohon itu dengan tubuh basah. “Ya Tuhan, mana gelap, basah, bagaimana kalau?? Enggak Ra! Enggak! Jangan pikirin yang serem-serem! Ayo jalan la