Ray ingin membenturkan kepala saat ini ke meja. Putranya dengan tenang memejamkan mata di saat ia sendiri ingin berlari sekuat tenaga untuk menghampiri bidadari surganya. Oke.. Katakanlah Ray alay. Terus kalian mau apa? Mau stop baca ini? Oke... Jangaaaan.... "Davinka.. Urusan kontrak kerja, bisa kamu bicarakan dengan asiten saya." tegas Ray, membuat Vero mengangkat kepalanya tiba-tiba. "Tapi, Pak." sela Davinka tidak terima. Buat apa juga dia berurusan dengan asistennya Ray. Ray yang dia perlukan. "Ngomong-ngomong, kamu itu modelnya. Harusnya manager kamu yang ke sini?" selidik Ray lalu menaikkan satu alis. "Itu karena saya ingin mengenal bapak secara personal Pak." Jujur sekali, batin Ray wanita ini. Padahal dihadapannya Ray tengah memangku putranya. Bukankah tadi Davinka juga