14

1067 Words

Sembari membenarkan kancing dilengan kemejanya, Arsa menatap tajam sosok manusia yang kini terkikik sembari melihat ke arahnya. 'Pradipta Darmawan,' ingin sekali Arsa cekik satu-satunya saudara kandung yang ia miliki.  Bisa-bisanya manusia itu tertawa setelah menjerat dirinya di lubang kebodohan. "Hem.. Hai, per.. Eh, udah nggak! Kan punya anak yak, gede lagi. Hahaha!" tawa Dipta kembali meledak. Terlebih diingatannya kini telah berputar kelakuan ajaib Arsa semalam. "Dip.." tegur Dira membuat bahakkan Dipta terhenti.  Siapa bilang rentang usia yang jauh membuat persaudaraan akan semakin erat karena salah satu diantaranya memiliki  tingkat kedewasaan lebih tinggi hingga kedamaian tercipta. Arsa rasanya tidak pernah merasakan itu. Sejak kecil diantara dirinya dan Dipta selalu saja ada k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD