“Abi Hasbi seperti mayat hidup— Sampai kapan beliau akan seperti itu?” Salwa mulai menulikan pendengarannya dari pertanyaan para tetangga yang menjenguk Abi Hasbi. Sungguh tega sekali mereka— bukannya berempati pada tetangga yang sedang mengalami musibah malah menjadikannya sebagai bahan olok-olokan. Ada juga yang menyalahkan Salwa. Setelah menikah dengan Gus Zeehan dan hidup serba mewah lupa merawat Abinya. “Mendingan mati aja sekalian daripada hidup merepotkan anak dan menantu.” Salwa mengeratkan genggaman tangan pada gamis yang dipakainya. Kesabarannya mulai habis. Dan, rasanya dia ingin membungkam mulut orang-orang tak memiliki hati itu. “Mohon maaf, Ibu-ibu— sudah waktunya Abi Hasbi istirahat. Lain kali bisa datang kembali jika ingin menjenguk beliau.” Bu Diana masuk membawa

