Sudah tiga hari sejak Jiva datang dengan undangan reuni. Dan sejak saat itu, Salwa diam-diam jadi lebih waspada. Setiap kali Jiva bilang ‘ada meeting’ atau ‘mau cek usahanya di bidang konstruksi’ Salwa mulai memicingkan mata. Penasaran. Tapi gengsi bertanya. Sampai akhirnya hari itu datang— Jiva bilang mau ketemu Karina untuk membicarakan soal acara bakti sosial. Dan di situlah akal detektif Salwa muncul. Dia mengatur strategi. Bukan strategi perang. Tapi hampir mirip sih. “Mbak Yanti, aku titip si kembar ya. Cuma bentar. Mau beli bahan kue.” “Bahan kue?” Mbak Yanti heran, tumben Salwa belanja tanpa mengajaknya. Salwa ragu menjawab. “Iya, Mbak. Matahari sedang terik. Kasihan si kembar kalau diajak keluar rumah.” dalam hati dia berharap Mbak Yanti tak bertanya lagi. “Oke, tapi di

