Fourteen

1055 Words

Kanaya masuk dalam ruangan divisi marketing Alpha dan melihat Aldric sudah duduk di meja kerjanya, kanaya berjalan menuju meja kerjanya yang berhadapan dengan Aldric. Matanya bersirobak dengan mata Aldric membuat Kanaya terkesiap, jantung berdebar aneh, detaknya tak beraturan. Untuk sesaat ia masih menatap Aldric tapi kemudian ia tersadar dan mengalihkan pandangannya. Mata Aldric yang tajam bagai elang bukan malah membuatnya takut tapi malah seperti menarik perhatiannya. Kanaya merutuki dirinya sendiri karena merasa ia sudah tertarik dalam pesona Aldric. “jangan bodoh Kay, itu memang strategi Aldric menarik hati wanita. Kamu harus kuat.” Bathin Kanaya, ia sekuat tenaga tidak memandang pada Aldric walau meja mereka saling berhadapan. Kanaya berusaha fokus pada pekerjaannya agar perhatiann

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD