7. Kedondong

1335 Words
Rex memandangi adik dan teman-temannya yang asik. Ia malas melihat situasi yang sangat ramai dan berisik. Mending, dia mojok di ruangan sambil makan selai coklat yang baru ia ambil dari meja makan. Rex asik sendiri mengomoti jarinya yang sudah ia celupkan pada selai. Gerald menatap anak pertamanya dengan berkacak pinggang. Akhirnya setelah muterin rumah, ia menemukan anaknya disini. Ditatap Papanya, membuat Rex langsung berekspresi seperti terkejut. Sebenarnya ia sama sekali tak terkejut. Tapi, hanya pura-pura biar Papanya senang karena berhasil membuatnya takut. "Rex, ini hari ulang tahun kamu. Dan kamu malah mojok di sudut tembok kayak gini. Maksudnya apa coba?" tanya Gerald heran. "Trus bibir kamu juga kotor, banyak coklatnya." tambah Gerald lagi saat Rex mengomoti seluruh tanggannya. Hingga coklat itu sampai cemong ke bibir luarnya dan pipi. "Yaampun Rex jangan diusapkan di baju!" pekik Gerald saat melihat Rex mengusap bibirnya dengan bajunya sendiri yang dia naikkan. "Mas, kenapa ribut-ribut?" tanya Keyara yang menghampiri suaminya. Tadi, ia juga ikut mencari keberadaan anaknya yang hilang di rumahnya sendiri. "Lihat kelakuan anakmu. Bisa kayak gitu tingkahnya turunan siapa sih!" ujar Gerald menunjuk-nunjuk Rex. Sedangkan Rex yang sedang jadi bahan pembicaraan, sama sekali tidak peduli. "Biarin aja. Namanya juga anak kecil. Jangan pakai urat gitu dong kalau ngomong!" balas Keyara mulai menggendong Rex. Rex melotot kearah Papanya, sedetik kemudian Rex menjulurkan lidahnya. Gerald ganti melotot pada anaknya. Tapi, Rex tipe bocah yang cerdas. Rex mengalungkan tangannya pada leher sang Mama dan berucap manja. "Ma, Papa nakutin!" lirih Rex dengan nada bicara ia buat sesedih mungkin. Gerald makin melotot mendengar penuturan anaknya. "Ma, Papa melotot lagi. Aku takut," ucap Rex menduselkan wajahnya di leher Mamanya. Keyara berbalik, menatap Gerald dengan tajam. "Mukanya gak usah digitu-gituin. Udah nyeremin malah dijelek-jelekin." omel Keyara menatap mendelik. Gerald menghembuskan nafasnya. Dalam hati merutuki kecerdikan Rex yang selalu mencuri perhatian istrinya. Dasar Gerald, udah tua masih aja cemburuan. Setelah membersihkan muka Rex yang cemong-cemong. Keyara membawa Rex ke tengah-tengah pesta yang sudah ada kue berbentuk mobil-mobilan. Rex, Ray dan Rey bertepuk tangan saat semuanya menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Acara selanjutnya potong kue. Dan mereka bertiga saling berebut pisau untuk motong. "Aku yang potong!" kekeuh Rey menarik pisau yang dibawa Ray. Sedangkan Ray terus menahan pisaunya agar tidak direbur Rey. Untung pisaunya plastik, tidak akan melukai tangan kecil mereka. "Aku!" pekik Ray yang kumat jiwa-jiwa ingin menang sendirinya. "Aku Lay!" ucap Rey yang masih berusaha merebut pisau. "Diam!" pekik Rex dengan suara nyaring. Lantas, semua yang riuh menjadi diam. Rex tertawa cengengesan saat semua orang menatapnya. Ia jadi salah tingkah sendiri. Senyum malu-malu keluar dari bibir Rex. "Aihh aku gak suka jadi bahan tatapan." ucap Rex dalam hati sambil terkikik geli. "Rex, apa yang mau kamu ucapin?" tanya Kakek Ardhan. Rex bersemu malu. "Lay, Ley. Bial aku dulu yang potong. Aku, tlus Lay tlus Ley. Bial ulut!" ucap Rex malu-malu. Semua orang menghela nafas lega. Kirain ada apa. "Yaudah diurutin. Rex duluan, Ray trus Rey." sambung Keyara. Ray menyerahkan pisau pada kakanya. Dan Keyara membimbing Rex untuk potong kue. Rex makin senang saat banyak orang yang bertepuk tangan. Ternyata, keramaian tidak seburuk yang dia bayangkan. Rex, Ray dan Rey juga mendapat ciuman bergantian dari Mama, Papa, kakek dan neneknya dari Mama dan Papanya. Setelah acara inti, bocah-bocah itu digiring untuk makan. Banyak permen dan coklat yang langsung diserbu anak-anak. Rex yang melihat coklat bak harta karun. Segera berlari kesana. Namun sayang, tarikan di kerah baju belakangnya, membuat ia tak bisa lari lagi. Rex menoleh, mendapati Om nya yang tengah menahan bajunya dengan tersenyum setan. Perasaan Rex sudah tidak enak. Dimana ada Om Kris, disitu akan ada kesialan. "Apaan sih, Om!" ketus Rex menggeplek tangan Kris dengan tangan mungilnya. "Jangan banyak makan coklat. Gigi ompong baru tau rasa," ucap Kris. Rex sewot. Apapun yang keluar dari bibir Kris. Tidak patut dia dengar apalagi dia ikuti. Karena Kris itu menyesatkan. "Dibilangin malah gitu, mau gue tabok lo. Gedeg lama-lama sama Lo." ujar Kris menjambak pelan rambut Rex. "Kris, jangan aneh-aneh deh!" tegur Keenan yang menghampiri Kris dan Rex. Keenan tengah menggendong bocah perempuan seusia Alfath. "Rex, jangan banyak makan coklat. Nanti giginya keropos. Kamu mau, kalau gak punya gigi?" tanya Keenan dengan lembut. Rex menggeleng, bisa hilang ketampanannya kalau dia tak punya gigi. Padahal, saat ini pun, dia masih ompong. Hanya dua gigi s**u yang ada di depan. "Makan yang lain aja. Sama kak Elsha sini!" ajak Keen. Rex menghampiri Keenan. Menggenggam tangan Om nya. Rex kecil juga menjulurkan lidahnya pada Kris. "Dasal gak bakat jadi Papa. Kalau nasehatin kayak Om Keen dong, baik hati, lembut. Gak ngegas kayak Om Klis!" ujar Rex memelet-meletkan lidahnya. "Awas aja lo, lo gede langsung baku hantam sama gue," balas Kris yang tetap tidak mau kalah. "Kris!" tegur Keenan. Kris langsung kicep. Walau dalam hati, ia menggerutu tidak jelas. Kenapa semua keponakannya tidak ada yang normal? Elsha, anak Keenan pendiamnya minta ampun. Sampai digelitikkin pun tidak bereaksi apapun. Tapi, kalau udah ngomong pedesnya naudzubillah. Rex juga sangat menyebalkan dengan tingkah sok dewasanya. Sedangkan Ray dan Rey selalu membuat ulah dengan pertanyaan konyol yang cenderung tak berbobot. Bahkan, Rey pernah tanya asal-usul upil. Emang gila bocah itu. Setelah seruntutan acara selesai dan semua teman-teman sebaya mereka pulang, Rex, Ray dan Rey antusias membuka kado-kado yang mereka dapatkan. Mereka tampak sangat bahagia. Karena kakek, nenek, Om dan tante nya ngumpul semua. Mulai kakek Regan, kakek Ardhan, Nenek Mika, Nenek Santi, Om Keenan dan tante Ayesha juga Elsha anaknya, ada juga Om Kris dan tante Khanza juga Alfath si calon Sadboy. Ada juga kakek Husein adik Kakek Regan. Dan Om Bima beserta pacarnya, dan Om Kevin serta gebetannya. Rex, Ray, dan Rey mendapat banyak kado dari mereka. Ada yang lebih bahagia dari Triplet. Yaitu Regan dan Mika. Pasangan suami istri itu sangat bahagia anak-anaknya ngumpul bersama. Regan tak menyangka, ketiga anaknya sudah dewasa dan menjadi orang tua. Rex mengobark abrik kado dengan brutal. Ia tidak sabar mengetahui apa isi kado itu. Ada satu kado berwarna hitam yang ia tau dari Alfath si bibit Sadboy Om Kris. Rex melemparnya, tidak sudi untuk membuka. "Wah ngajak war nih bocah!" bisik Kris pada Alfath. Khanza langsung mencubit paha Kris dengan kencang. Suaminya selalu membully Rex yang tidak salah apa-apa. "Rex sini sama Om!" ucap Bima mengajak Rex mendekat. Sedari tadi, fokus Bima pada Rex yang menurutnya cocok dengan dirinya. Namun nyatanya, Rex mendelik. Dengan angkuh ia sewot. "Tuh lihat, anak kecil aja bisa tau kalau kamu jahat. Makanya dia tidak mau sama kamu," bisik Liana, pacar Bima dengan nada mengejek. ▪️▪️▪️▪️▪️ Rex, Ray dan Rey sedang fokus menonton film kartun di televisi. Tumben sekali mereka anteng. Kesempatan emas itu, tak disia-siakan Gerald. Dengan cepat, Gerald menuju kamarnya menghampiri Keyara yang sedang tiduran. Tadi, istrinya itu mengeluh pusing. "Ma, kamu masih pusing?" tanya Gerald yang diangguki Keyara. Melihat wajah pucat istrinya, membuat Gerald tak tega meminta yang 'iya-iya. Padahal pas lagi ada kesempatan. "Mas, cariin aku buah kedondong yang paling asem!" titah Keyara menatap lekat suaminya. Gerald melotot. "Tumben minta aneh-aneh," ujar Gerald bingung. "Cariin ya Mas. Tolong banget, aku pengen," Ucap Keyara memelas. "Tapi, ini gak musim kedondong, Ma." "Yaudah di musimin sendiri dong!" sewot Keyara. Kalau ada ketiga anaknya, Keyara akan bersikap layaknya ibu yang sempurna, dengan pembawaan dewasa. Tapi, kalau dengan suaminya saja, ia akan bertingkah kekanakan dan manja. "Ya mana bisa di musim ini sendiri sayang? yang bisa dimusimin itu musim kawin dan berkembang biak." jawab Gerald berusaha menggoda. "Please, mas. Gak usah m***m, aku pengen kedondong!" dumel Keyara kesal. Selalu saja suaminya mengalihkan pembicaraan. "Di mana akun harus cari coba? kamu ada-ada aja pakai minta kedondong." "Kalau gak mau cariin yaudah, biar aku cari sendiri." ujar Keyara ingin bangkit dari ranjang. "Kamu tunggu disini, biar aku carikan." ucap Gerald pada akhirnya. Istrinya meminta sesuatu. Kalau bukan dia yang ijabanin, lalu siapa lagi?. Lagian, Gerald mana tega kalau istrinya harus cari kedondong sendirian. ******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD