23

1647 Words

Aera sedang membantu Jimin menggunakan kostum terakhirnya untuk sesi encore. Semenjak Jimin cidera, Aera tidak pernah membiarkan Jimin mengganti bajunya sendiri. Bahkan saat Jimin bersikeras memberi tau Aera kalau dirinya bisa sendiri, Aera akan tetap di sana membuat Jimin tidak perlu melakukan apa-apa. "Nanti malam... bisakah kita bertemu?" Tatapan mereka bertemu saat Aera selesai memastikan Jimin siap naik ke panggung lagi. Masih ada jeda beberapa waktu sebelum mereka kembali ke panggung. Gadis itu merapikan rambut Jimin dengan tangannya. "Ada yang ingin aku bicarakan." Tentu saja Jimin mengangguk dengan antusias. Pemuda kelahiran 95 itu bahkan tidak tampak berpikir sebelumnya dan langsung setuju. "Boleh, tentu saja. Bagaimana kalau sambil makan malam?" Karena kebetulan dirinya juga in

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD