Zka tidak bisa berhenti meneteskan air mata melihat keadaan Yvone. Ibunya, wanita yang melahirkanya, wanita yang paling dikasihinya, satu-satunya keluarga yang dimilikinya, kini terbaring lemah dengan tatapan kosong. Meski masa lalunya penuh dosa, tetap saja ibunya tidak seharusnya mendapatkan balasan seperti ini. Sudah tiga hari berlalu, namun sejak pertama Yvone tersadar di rumah sakit sampai hari ini, wanita itu tidak menunjukkan reaksi sama sekali. Ia tidak bereaksi sama sekali meski Zka sudah menangis meraung-raung di hadapannya, mengajaknya berbicara tanpa henti, dan memeluknya sepanjang hari. Yvone tetap bergeming. "Mom, aku mohon bicaralah padaku. Jangan seperti ini, Mom." Zka membawa tangan Yvone dan meletakkannya di pipinya. "Mom, apa yang mereka lakukan padamu sampai kau seper