“Selamat tinggal! “ ucapan terakhir Amel berhasil melumpuhkan kaki Bian yang sejak tadi berdiri tegak. Bian mengepalkan tangannya kuat bersamaan dengan tetesan air mata yang sejak tadi ia tahan hanya demi tidak terlihat lemah dimata Amel. “Aku minta maaf. “ bisik Amel dengan nada pelannya, karena Amel tahu Bian menangis karena dirinya. Namun meski Amel tahu Bian menangis karena dirinya, itu tidak bisa membuat langkah Amel berhenti. Amel tetap melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan Bian hingga Amel tidak tahu seperti apa keterpurukan Bian saat ditinggal olehnya. Bian sendiri sengaja tidak mencari Amel, itu bukan karena Bian merasa senang ditinggal Amel, atau bukan karena Bian sudah tidak mencintai Amel. Justru sampai saat ini Bian begitu sangat merindukan Amel, bahkan sangat ingin be
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books