Bab 9

1030 Words
“Ssssttt… diam. Pindah ranjang yuk, Angga sudah berangkat ke kantor. “ Bisik seorang pria yang masuk ke kamar Amel, mengajak Amel pindah ranjang. Entah siapa pria itu, Apakah pria itu selingkuhan Amel, atau memang orang terdekat Amel tidak ada yang tahu apa hubungan antara pria itu dengan Amel. Kalau mau dibilang Amel selingkuh, sudah pasti semua orang percaya kalau melihat ada pria lain yang masuk ke kamar Amel, bahkan pria itu mengajak Amel pindah ke ranjang yang berbeda, ditambah pria itu mengenal suami Amel yang tak lain adalah Angga, sudah pasti dinyatakan sah kalau Amel dituduh selingkuh. Sekarang di rumah itu yang biasanya hanya ada Amel seorang, sekarang ada orang lain yang menjadi teman atau pekerjaan yang menyenangkan bagi Amel, tidak lagi merasa kesepian, apalagi merasa hidupnya sendiri. Namun meski Amel tidak merasa kesepian atau merasa sendiri, bukan berarti orang yang membuat Amel merasa senang itu adalah suaminya sendiri, melainkan pria lain. Dan sampai saat ini Angga masih belum tahu kalau sang istri sedang bermain dengan pria lain di rumahnya, bahkan Angga tidak merasa curiga sedikitpun bahwa Amel saat ini sedang bersenang-senang dengan pria lain. Tepat pada jam makan siang, tiba-tiba ponsel Amel berdering, dan itu panggilan masuk dari Angga. Amel merasa Aneh kenapa tiba-tiba Angga menghubunginya, pasalnya selama ia menikah dengan Angga, Angga tidak pernah menghubunginya, dan kalau memang ada keperluan, Amel lah yang menghubungi Angga lebih dulu. Dengan penuh ragu-ragu, Amel menggeser tombol hijau di ponselnya untuk menerima panggilan masuk dari Angga. “ Aku tidak sempat beli makan siang tadi. Kamu bisa antar makan siang ku ke sini, Atau kalau kamu belum masak, kamu bisa Belikan aku makan siang di luar dan bawa ke sini. “Ujar Angga cepat sebelum Amel membuka suara, membuat Amel yang tengah bermesraan di ranjang dengan prianya langsung menoleh pada prianya, dan mengedikkan bahunya karena ia merasa ada yang aneh saat Angga tiba-tiba meminta dirinya untuk mengantar makan siangnya ke kantor. Karena kebetulan makanan juga masih ada di rumah, jadi Amel langsung Menyiapkan makan siang Angga, dan mengantar makan siang Angga tanpa menyuruh pria itu pergi dari rumahnya. Jadi di rumah itu setelah ditinggal Amel, rumah itu tetap ada penghuninya, tapi bukan pemiliknya. Karena selama menikah Ini pertama kalinya Amel menginjak gedung perusahaan Angga, Amel menghubungi Angga terlebih dahulu sebelum ia masuk ke perusahaan Angga, karena Amel takut nasibnya seperti di dunia novel, dimana orang kantor tidak mengenal dirinya sebagai istri pemilik bosnya, hingga satpam akan mengusir dirinya karena tidak tahu kalau dirinya adalah istri dari Bosnya. Jadi untuk mencari aman, Amel menghubungi Angga terlebih dahulu, dan meminta Angga untuk menjemputnya. Amel juga meminta Angga, kalau memang Angga tidak bisa menjemputnya, Angga bisa menyuruh orang-orangnya untuk mengambil makanannya di bawah. “ Kenapa tidak langsung masuk? Aku nyuruh kamu ke sini itu karena aku sibuk. “Ujar Angga yang terlihat tidak ikhlas turun hanya untuk menjemput Amel. "Aku cuma takut nantinya aku diusir sama satpam karena aku tidak pernah ke sini. Semua orang kan belum tahu kalau aku istrinya Kak Angga,” kata Amel “Kamu kan bisa kasih tahu kalau kamu istri aku. Kalau kamu malas nganterin ke atas, kamu bisa minta tolong satpam Untuk mengantarkan makanan ini ke atas, “ ujar Angga yang membuat Amel langsung menggelengkan kepalanya cepat, karena Amel sama sekali tidak keberatan untuk masuk ke perusahaan Angga meski hanya untuk mengantar makan siang Angga saja. “Aku tidak keberatan sama sekali, aku cuma takut mereka mengusirku karena mereka tidak percaya kalau aku mengaku istri Kak Angga. “ Ujar Amel tetap membela diri, karena Amel memang tidak merasa keberatan untuk mengantar makanan Angga ke ruangannya. Tanpa menanggapi ucapan Amel lagi, Angga langsung mengambil makanan yang dibawa oleh Amel, lalu menyuruh Amel pulang, membuat Amel benar-benar merasa sangat sakit hati. Amel tetap berdiam diri memandangi kebahagiaan Angga dengan membawa makanan yang ia bawa, merasa benar-benar sangat kecewa karena Angga tidak mengajak dirinya masuk dulu atau memperkenalkan dirinya pada orang kantor sebagai istrinya. “ Padahal aku sama sekali tidak keberatan nganterin makanan Kak Angga ke ruangan Kak Angga. Justru aku merasa senang kalau aku diberi kesempatan untuk mengantar makan siang Kak Angga ke ruangan Kakak, karena dengan begitu, Kak Angga merasa butuh aku. Aku sama sekali tidak keberatan, dan aku sama sekali tidak pakai alasan apapun karena aku nggak masuk bukan berarti aku males. “ Gumam Amel panjang lebar, Karena ia merasa benar-benar kecewa Angga tidak percaya pada dirinya. Karena Amel merasa ia tidak ada gunanya juga tetap berdiam diri di lobby perusahaan Angga, akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja. Menurut Amel, lebih baik bersantai di rumah daripada berdiam diri seperti patung tak berguna. Saat ditengah perjalanan, Amel melihat jajanan di pinggir jalan seperti di kampus. Amel meminta sopir taksi untuk berhenti sebentar, dan membeli jajanan di pinggir jalan tersebut sebelum ia sampai di rumah. Yah, Amel sudah biasa jajan di pinggir jalan, karena sejak dulu Memang jajanan Amel itu bukan di mall, tapi di pinggir jalan, sejak dulu memang begitu. Karena Amel selain punya tabungan, Amel juga punya pria yang bisa memberinya uang cukup banyak, Jadi sampai saat ini kartu yang diberikan oleh Angga pada Amel, masih belum tersentuh atau masih belum berkurang satu angka pun nominal yang ada dalam kartu Angga. Jadi Amel tidak pernah menggunakan kartu yang diberikan oleh Angga karena Amel merasa uang yang ia punya masih cukup untuk ia gunakan. Setelah Amel mendapatkan jajanan yang ia inginkan, Amel langsung menyantap jajanan tersebut di dalam taksi, menikmati jajanan tersebut tanpa beban, apalagi Amel memang belum makan siang, jadi Amel menghabiskan Jajanan itu tanpa sisa. Amel merasa senang karena ia bisa menikmati jajanan yang selalu iya jadi kan sebagai jajanan favorit. Sesampainya di rumah Aku mah Amel langsung masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamar di mana Iya saja tadi pagi bersenang-senang dengan prianya. Taman kota Batu kecilnya hamil saat ia membuka pintu kamar tersebut justru bukan pria yang ia cari yang ada di kamar itu, justru Angga yang berada di kamar itu, membuat jantung Amel benar-benar berhenti berdetak, seperti kehilangan fungsi. "Kenapa? Terkejut? Mau bertanya kemana priamu? Atau mau bertanya kenapa aku ada disini,kenapa bukan pria mu yang ada disini? “ tanya Angga dengan wajah yang terlihat sangat merah, tanda kalau Angga benar-benar murka pada Amel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD