“Aku ingin bertemu mama, Pa,” ucapku pada papa, tetapi lelaki berambut pendek rapi itu tidak memberikan jawaban meski sudah aku tunggu dalam beberapa menit. Aku melihat wajah papa terluka, tetapi aku menolak untuk menyadarinya. Bagaimanapun, aku harus bertemu mama. Aku ingin menyelesaikan hal yang belum sempat kami selesaikan. Walaupun, aku tidak tahu, apakah cara ini akan berhasil atau tidak, tetapi aku harus mencobanya. Setidaknya, sebelum kematian menjemputku dan membuat satu-satunya kesempatan yang aku miliki menghilang selamanya. Jangan sampai hal itu terjadi. Lagipula, aku ingin menemui mama, untuk terakhir kalinya, agar aku tidak menyesal. Aku merindukannya, sangat. Pagi ini, papa masih tidak memberikan jawaban apapun seolah tidak pernah mendengar permintaanku tersebut. Dia melakuk

