Ferdy melihat sekilas gadis yang melangkah menghampirinya. Memakai blouse merah maroon dan rok kembang-kembang selutut warna senada. Bibir merah menyala. Bunyi high heelsnya cetak cetuk cetak cetuk di lantai kafe yang tidak banyak pengunjung di jam makan siang itu. "Maaf, menunggu," ucapnya lantas duduk di depan Ferdy. "Mau minum apa?" Lola sendiri yang melambaikan tangan ke pelayan kafe. Dan menyebutkan sebuah minuman. "Saya nggak punya banyak waktu, Mbak Lola. Jadi saya hanya akan membahas inti masalah saja. Jujur saya merasa nggak nyaman saat Pak Farhan menemui saya. Hanya untuk meminta agar saya menikahi, Mbak. Aneh rasanya ... menurut saya." Wajah yang tadi ceria, sontak berubah muram seketika. Ia menunduk. Dan mulai gelisah. "Apa menurut, Mas, semua itu adalah tindakan hina?"