Bulan Madu 2

865 Words

Sambil berjalan Shafira mendongak menatap suaminya. Memastikan bahwa Ferdy tidak bercanda. Dan benar saja, wajah itu menunjukkan kesungguhan. Selama ini ia memang tahu, kalau Ferdy sangat menyukai anak-anak. Tapi pria itu tidak paham bagaimana rasanya mengandung, ngidam dan melahirkan. Perempuan benar-benar harus siap mental. Sedangkan pria, enak-enak bikin saja. Apalagi dua kali mengandung dulu, Shafira menjalani sendirian. Dalam keadaan tersakiti dan melelahkan. "Bagaimana?" "Ya, kita jalani saja. Kapan di kasih sama Alloh, kita terima. Jika memang kita cuman di beri amanah Dafie dan Cinta, Mas, jangan kecewa, ya." Ferdy tersenyum dan mengangguk, "ya." "Ayo, kita kembali ke kamar. Sholat isya, terus ...." Kalimat Ferdy menggantung. "Terus apa ... tidur?" "Sayang banget sewa ranj

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD