Leo sekali lagi menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sudah terlihat rapi dengan kemeja biru muda yang kancing atasnya sengaja dibuka dan jas warna abu-abu juga celana kain dengan warna senada dengan jasnya. Rambutnya disisir rapi. Jambangnya juga dipotong lebih pendek dan rapi. Jam tangan Fossilnya sudah melingkar di tangannya. Setelah yakin dengan penampilannya, Leo pun keluar. “Mau ke mana?” tanya Wijaya yang sedang menikmati teh sorenya. “Aku ingin mengajak Diana keluar, Yah,” jawab Leo. “Iya, itu memang perlu. Sekali-kali kau harus memanjakan dia. Lalu kapan kau akan melamarnya?” “Secepatnya, Yah.” “Kalau bisa jangan sampai tahun depan. Jangan terlalu lama.” “Iya, Ayah. Doakan saja semua lancar. Aku pamit.” “Iya, hati-hati.” “Ayah, tidak apa-apa sendiri?” tanya Leo. Dia jad