Sean tersenyum puas karna berhasil membuat lelaki itu cemburu, ‘sekali tepuk, dua lalat dapat’ begitulah pepatah yang cocok untuknya saat ini. Lelaki itu pergi dengan perasaan yang terbakar rasa cemburu, dan Sean bisa berduaan dengan wanita yang selalu saja mengganggu tidurnya dengan bayang-bayang wajah cantiknya. “Maksud Anda apa bilang kalau saya teman Anda? Jangan cari-cari kesempatan! Lagian Anda maunya apa sih? Kenapa harus menunggui saya mengajar?” cerocos Dinda yang kesal karna Sean sudah membuat Ustaz Syakir pergi tanpa peduli padanya. “Dari pada kamu marah-marah tidak jelas, mending kamu pulang sama saya, lagian tukang bengkelnya juga masih lama sampainya,” ucap Sean tersenyum nyengir. “Jangan mimpi saya mau pulang sama Anda!” bantah Dinda dengan cepat. “Ya sudah, berarti say