bc

Shard Of Miracle

book_age16+
146
FOLLOW
1K
READ
time-travel
powerful
king
sweet
mystery
genius
mythology
magical world
another world
friends
like
intro-logo
Blurb

Masa depan manusia telah berada di ambang batas kehancuran, kericuhan telah terjadi di segala tempat.

Kehidupan Nim berubah setelah dia menemukan gelang misterius yang di dalamnya terdapat makhluk yang bernama Tion.

Kekuatan yang bernama Hashfer terpecah akibat benturan dengan mahkluk yang di sebut Beaster.

Bersama Nim, Tion berusaha untuk terlebih dahulu menemukan kekuatan yang bernama Hashfer di seluruh dunia sebelum Rieghart sang penguasa jahat menemukannya.

Dapatkah Nim dan Tion menggagalkan rencana jahat Rieghart yang ingin menguasai seluruh dunia?

Editing : PixelLab

Background :

www.wallpaperflare.com/anime-boys-brown-brunettes-death-eyes-light-nature-note-wallpaper-cvogg

Font : www.1001fonts.com

chap-preview
Free preview
1. Takdir
Dipagi yang cerah semua orang beraktifitas seperti biasanya. Ada yang berlari tergesa-gesa karena terlambat ke tempat kerjanya, ada juga yang sedang bersepeda sembari menikmati sejuknya suasana pagi. Tiba-tiba muncul awan berwarna hitam yang tak tahu dari mana asalnya, lalu semuanya pun berubah. Seorang laki-laki bernama Nim tiba-tiba ditabrak oleh sebuah benda misterius dengan cahaya biru. "Aduuuh!!!" Nim berteriak saat badannya terpental oleh benda misterius itu. Dengan rasa penasarannya sembari menahan rasa sakit akibat ditabrak benda misterius tersebut Nim pun dengan sangat perlahan mengambil benda itu. "Benda apa ini" Nim mengerutkan keningnya. Benda tersebut berbentuk bulat melingkar lebih tepatnya berbentuk seperti gelang, di gelang tersebut terdapat ukiran ukiran aneh seperti tulisan kuno dan ukiran seperti kepala harimau. Saat Nim menyentuh gelang itu seketika dia melihat bayangan Harimau yang sangat besar, sebesar gedung, di kepala harimau itu terdapat surai seperti singa. Melihat bayangan itu Nim pun sentak berteriak, dan saat dia hendak melemparkan gelang tersebut, tiba-tiba gelang itu langsung menempel di lengan Nim. "Apa-apaan ini!" Nim berusaha melepas gelang tersebut namun tidak bisa, semakin dia berusaha melepaskannya semakin kencang gelang itu melekat di pergelangan tangannya. Di tengah-tengah kepanikan orang-orang, seseorang tiba-tiba muncul dengan kepala bertanduk seperti banteng, dan di tangan kanannya terdapat sebuah terompet. Semua orang tak menyadari kehadiran makhluk ini. Lalu dia tiupkan terompet tersebut sampai terdengar ke seluruh penjuru kota. "Suara apa ini" ucap sebagian orang yang bingung mendengar suara aneh entah terdengar darimana asalnya. Kericuhan pun terjadi, hari yang cerah seketika menjadi gelap. Kebakaran dimana-mana. Nim yang sejak tadi kebingungan karena gelang aneh yang tak bisa dilepas dari tangannya pun mendengar suara terompet itu, lalu tiba-tiba terdengar seseorang berbicara entah darimana. "Ini adalah takdirmu" Nim menengok kesegala arah mencari asal suara itu, tak disangka suara itu berasal dari gelang yang ada di tangannya sendiri. "Kau siapa?!" tanya Nim yang terkejut dengan mata melotot. "Apa kau sudah melihat wujud asliku" sahut gelang itu. "Kau harimau yang barusan ku lihat?!" "Ya, hanya orang-orang yang terpilih saja yang bisa melihat wujud ku" "Kau ini siapa!!" teriak Nim. "Namaku adalah Tion" sahut gelang itu menyebutkan namanya. "Lalu, apa maksudmu ini adalah takdirku!!" sahut Nim lagi. "Penjelasannya nanti saja, sekarang adalah tugas pertamamu nak, Pejamkan matamu!" ucap Tion. Nim pun mencoba memejamkan matanya, dan seketika Nim dihadapkan dengan sosok misterius bertanduk yang bernama Alio "Siapa dia!?" tanya Nim. "Dia adalah Alio, salah satu pengikut Rieghart" sahut Tion. "Rieghart? Lalu Alio? Apa maksud dia ada disini!" ucap Nim sembari mengerutkan keningnya. "Rieghart adalah penguasa dari dunia yang disebut Khamaya, dan dia sedang mencari kekuatan yang rumornya mengatakan terdapat disini" jelas Tion. "Lalu?" Tanya Nim. "Untuk menyatukan dunia ini dengan dunia yang dia kuasai, dan untuk menguasai sepenuhnya kedua dunia" sambung Tion. Alio merasakan satu kekuatan besar yang berada di dekatnya dan menyadari keberadaan Nim, lalu seketika Alio dengan cepat berada dihadapan mereka dengan wujud mengerikannya. "Aaaahk" sentak Nim terkejut. "Kau, caster?" tanya Alio. "A-a-apa itu caster!?" sahut Nim gemetar. "Ternyata kau tak tahu apa-apa!!" ucap Alio. "Enyahlah kau dari hadapanku!!" sambung Alio yang siap untuk menyerang Nim. "Sekarang Nim" bisik Tion. "Apanya yang sekarang!!" sahut Nim. "Pejamkan matamu dan ucapkan SWICH dalam hatimu" tegas Tion. "Baiklah" sambung Nim. Lalu Nim memejamkan matanya. "SWICH" Nim sekali lagi melihat wujud asli dari Tion, lalu dia kehilangan kesadarannya. Tion mengambil alih tubuh Nim. "Aku Tion, dan siap melawanmu, Alio!" ucap Tion yang menggunakan tubuh Nim. "Tion? Tentu saja!!!" sahut Alio dengan senyum jahatnya. "Anak bumi ini adalah caster?" tanya Alio dengan wajah bingung. "Bukan" sahut Tion. "Dia hanya manusia biasa" sambung Tion. "Baiklah, itu tidak penting! Aku tak akan biarkan kalian menggagalkan rencana Penguasaku!!" sahut Alio dengan senyum jahatnya. Dan mereka bertarung. Dengan kekuatan yang ada pada gelang tersebut, Nim dan Alio bertarung. Di tengah pertarungan tiba-tiba terdengar suara dari langit gelap. "Hentikan!!" "Alio, jangan kau buang-buang waktu dan kekuatanmu dengan melawan serangga itu!!" "Tu-tu-tuanku??" sahut Alio gemetar sembari berlutut. "Ba-baik, maaf Tuanku" Wuuuussshhhh. Tiba-tiba sebuah lubang hitam pekat pun muncul dari atas langit dan Alio pun menghilang meninggalkan kota yang porak-poranda yang diakibatkannya. "Ciih, dia kabur" ucap Tion dengan emosi. "Baiklah, Nim" sambung Tion sembari memejamkan mata dan Nim pun telah sadar kembali. "Yang tadi siapa? tanya Nim. "Ya, dia Rieghart yang telah ku jelaskan barusan" sahut Tion yang kembali berbicara melalui gelang yang berada di lengan Nim. "Alio adalah salah satu pengikut terpercaya oleh Rieghart" sambung Tion. "Apaa!! Hanya salah satu?!!" sentak Nim. "Tugasmu selanjutnya!" tegas Tion. "Hei hei, jangan seenaknya saja kau memerintahku begini!!!" pungkas Nim. "Kau tidak mau? Lihatlah sekeliling mu!!" tegas Tion. Nim pun melihat sekelilingnya, seluruh bangunan hancur dan kericuhan terjadi dimana-mana. "Semua ini adalah ulah Alio, dan apa kau ingin membiarkannya begitu saja?!" sambung Tion. "Alio masih berada di dunia ini, mereka mencari kekuatan yang disebut Hashfer" jelas Tion. "Hashfer? Lalu apa yang terjadi jika mereka menemukan kekuatan itu?" tanya Nim. "Dunia mu akan dikuasai Rieghart!" sahut Tion. "Kenapa dia sangat tertarik untuk menguasai dunia!?" tanya Nim. "Baiklah, akan ku jelaskan!" "Di alam semesta ini terdapat beberapa dunia, dan yang kau ketahui sekarang adalah dunia mu ini, lalu dunia yang bernama Khamaya yang dikuasai oleh Rieghart!" "Lalu?! Ada berapa banyak dunia di alam semesta ini?!" sahut Nim yang masih tidak percaya atas yang telah dia alami. "Ada dua lagi dunia yang belum kau ketahui, tapi sebelum itu kita harus menemukan Hashfer sebelum Rieghart dan pengikutnya menemukannya terlebih dahulu" sambung Tion. "Lalu kemana kita pergi!!?" sahut Nim dengan wajah bingung. "Baiklah Nim, dimana kita bisa mendapatkan informasi tentang letak energi alam terbesar di dunia mu ini?" tanya Tion. "Pakai ini!" sahut Nim sembari merogoh kantong celananya dan menunjukkan suatu benda kecil dan tipis yang berbentuk persegi empat panjang. "Benda apa itu?" tanya Tion dengan nada bingung. "Ini adalah Smartphone, apa di dunia mu tak ada alat seperti ini?" sahut Nim. "Kami adalah makhluk fana, kami tak memiliki dunia yang seperti kau Nim, dan aku hanya tinggal di gelang ini sejak ratusan ribu tahun" jawab Tion. "Jadi usiamu sudah ratusan ribu tahun!!!" sentak Nim dengan terkejut. "Ya." sahut Tion. "Jadi kau ini sudah kakek-kakek ya!!" sambung Nim. "Di usiaku yang sekarang aku masih terlalu muda Nim!" sahut Tion. "Apaaa, usia ratusan ribu tahun kau masih muda!!!" sentak Nim lagi terkejut. "Itu tak penting!" sahut Tion. "Sekarang kita temukan dulu tempat yang memiliki energi alam terbesar di dunia mu ini!!" sambung Tion tegas. "Oke oke." "Dasar kakek tua" bisik Nim dalam hati sembari mengutak-atik smartphone nya. "Aku mendengar perkataanmu walau dalam hati Nim!" sahut Tion. "Eeehh." sentak Nim. "Ini dia." pungkas Nim menemukan sesuatu di layar smartphone nya. "Baiklah, dimana?" tanya Tion. "Salah satu energi terbesar di dunia ini terdapat di sebuah kota, namun cukup jauh dari sini." sahut Nim. "Apa kau tahu gambaran tempat itu?" tanya Tion. "Sebentar." sahut Nim sembari melihat layar smartphone nya. "Disana terdapat banyak...." "Sudah, pejamkan saja matamu lalu bayangkan tempat itu, dengan sekejap kita akan langsung berada di sana!!" pungkas Tion dengan tegas. "Aaiih, memangnya bisa seperti itu?" tanya Nim. "Bayangkan saja, cepat sebelum mereka menemukannya terlebih dahulu!!" tegas Tion. "Iya iya, sebentar!!" sahut Nim yang merasa kesal karena Tion selalu memerintahnya. Nim mencoba memejamkan matanya dan membayangkan tempat yang ingin mereka tuju, lalu saat membuka matanya Nim telah berada disuatu tempat. "Apa ini tempatnya, Nim?" tanya Tion. "Bukan, ini kamar di rumahku" sahut Nim dengan nada puas, sembari merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. "Kenapa kita kesini!!!!" tegas Tion dengan nada kesal. "Bukankah sudah ku katakan, kita harus segera menemukan Hashfer sebelum me..." "Memangnya kau ini siapa!!" pungkas Nim. "Dasar kau bocah" sahut Tion dengan nada kesal. "Aku ini manusia biasa, hei kau tau itu kan Tion!!" sahut Nim. "Aku perlu istirahat setelah kau menggunakan tubuhku barusan!!" sambung Nim. "Benar, kau bukanlah caster!" ucap Tion. "Oh iya, apa itu Caster." tanya Nim. "Caster iyalah salah satu komunitas pemberontak yang ada di dunia Khamaya." jawab Tion. "Ooh, jadi disana juga terdapat pemberontak? Kenapa tidak mereka saja yang kau tugaskan untuk melawan Rhiegart." sambung Nim. "Tidak akan bisa." sahut Tion. "Kenapa tidak bisa?" tanya Nim sembari mengerutkan keningnya. "Mereka telah disegel oleh kekuatan Rhiegart di sana, dan tak ada satu pun yang bisa terbebas dari kekuatan segel itu." jawab Tion. "Kenapa tidak kita saja yang membebaskan mereka?" sambung Nim dengan keyakinan. "Itu bisa saja." sahut Tion. "Nah, ayo sekarang kita bebaskan para Caster itu!!" ucap Nim dengan semangat sembari berdiri dan mencoba meregangkan persendiannya yang masih terasa lelah. "Dengan kekuatanmu yang sekarang ini, itu adalah salah satu kecerobohan besar!!" tegas Tion. "Lalu bagaimana aku bisa melatih kekuatanku?" tanya Nim. "Kita harus menemukan Hasfer terlebih dahulu sebelum mereka menemukannya." sahut Tion dengan nada tegas. "Baiklah, kita kesana sekarang." sahut Nim dengan penuh rasa percaya diri. Nim pun mencoba untuk memejamkan matanya. Lalu saat dia membuka matanya, mereka telah berada tepat di depan sebuah pabrik tambang minyak bumi, salah satu tambang terbesar di dunia. "Nah, kita sudah sampai." ucap Nim dengan semangat. "Kita dimana Nim?" tanya Tion. "Disini adalah salah satu pabrik pertambangan terbesar yang ada di dunia ini." jawab Nim sembari berjalan menuju gerbang masuk pabrik. "Ayo kita masuk ke dalam!" sahut Tion. "Tapi bagaimana cara kita bisa masuk ke dalam sana?" tanya Nim sembari kepalanya melirik ke kiri dan ke kanan untuk mencari jalan masuknya. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara laki-laki yang berteriak memanggil Nim. "Niim! Niim!" teriak laki-laki itu. Nim yang mendengar teriakan itu mencoba menengok ke segala arah mencari asal dari suara teriakan itu, dan tak disangka ternyata teriakan itu adalah berasal dari temannya Nim yang bernama Luiji. "Niim, sedang apa kau berada di sini!?" tanya Luiji. "Oh kau Luiji, sedang apa kau di sini!?" sahut Nim. "Ditanya malah tanya balik." sahut Luiji sembari menggetok kepala Nim. "Adduuh!!" sentak Nim. "Eemmm, aku ke sini..." sambung Nim bingung menjawab pertanyaan dari temannya itu. "Hei, Tion aku harus jawab apa?" bisik Nim sembari mendekatkan gelang yang ada di lengannya ke dekat mulutnya. "Tidak perlu kau berbisik seperti itu kepadaku, Nim." sahut Tion. "Cukup berbicara saja melalui hatimu Nim, aku bisa mendengarnya." sambung Tion. "Hei hei, apa ini Nim." tanya Luiji sembari memegang lengan Nim yang terpasang sebuah gelang. "Keren, kau mendapatkannya darimana?" sambung Luiji bertanya. "Oooh ini, eeemm, aku membelinya di toko souvenir." jawab Nim gugup. "Oh iya, salah satu temanku di dalam pabrik juga memiliki benda seperti ini." ucap Luiji. "Benarkah." jawab Nim dengan rasa terkejut. "Nim ayo kita menemuinya, mungkin saja kita bisa menemukan sesuatu." ucap Tion yang hanya terdengar oleh Nim. "Ayoo." teriak Nim. "Eh! Ayo apa Nim?" tanya Luiji yang heran dengan teriakan Nim. "Eeeeh! Tidak tidak." sahut Nim sembari menggelengkan kepalanya. "Luiji, bisakah kita bertemu dengan temanmu itu?" sambung Nim bertanya. "Temanku yang mana?" sahut Luiji. "Itu, yang memiliki gelang yang sama seperti yang ku miliki ini." jawab Nim. "Bisa saja, tapi sekarang dia sedang tidak berada di sini." jawab Luiji. "Hah, memangnya dia ke mana?" tanya Nim. "Sudah satu minggu dia tidak masuk kerja, katanya sih sedang sakit." sahut Luiji. "Apa kau tahu tempat tinggalnya di mana?" tanya Nim. "Ya aku tahu, sekalian aku juga sore ini ingin menjenguknya ke sana." jawab Luiji. "Baik nanti sore kita kesana, jangan lupa untuk mengabari aku kalau kau berangkat kesana, Luiji." sahut Nim. "Ya, tenang saja. Nanti sore aku jemput kau ke rumah mu, jangan sampai kau tidak ada di rumah." sahut Luiji. "Iya, jam segitu aku jelas ada di rumah." ucap Nim dengan yakin. "Oke jam istirahat sudah selesai, aku masuk ke dalam dulu." ucap Luiji sembari berlari menuju gerbang masuk pabrik tempat dia bekerja. "Oi Tion, apakah masih ada selain dirimu yang berada di dunia ini!?" tanya Nim kepada Tion. "Mungkin saja." sahut Tion. "Oh iya, saat kau menabrak ku, memangnya kau berasal dari mana?" tanya Nim. "Kami adalah makhluk yang disebut Beaster, saat itu, seperti yang sudah ku ceritakan kepadamu. Para Caster telah disegel, sebelum segel itu mencapai sempurna. Ibate, adalah pemimpin dari Caster dan satu-satunya yang bisa mengendalikan Hashfer. Sebelum mereka semua tersegel, Ibate sempat memerintahkan semua Caster untuk melepaskan kami dan lalu melemparkan Hashfer entah kemana. Makanya Rhiegart kemari untuk mencari Hashfer itu." jelas Tion. "Lalu kalian?" tanya Nim. "Akibat benturan dari Hashfer kami pun terlempar karena kekuatan besar Hashfer." jawab Tion. "Begitu ya, mungkin itu sebabnya Rhiegart memerintahkan pengikutnya kemari ya?" sahut Nim. "Ya, benar sekali." jawab Tion. "Baiklah, mari kita pulang dulu sembari menunggu Luiji sore nanti menjemput kita." ucap Nim dengan semangat. "Ya." sahut Tion. Nim memejamkan matanya lagi, dan seketika telah berada di dalam kamar rumahnya. "Nim, aku merasakan ada suatu energi yang aneh berada di dalam rumah mu." ucap Tion. Tiba-tiba, suara teriakan terdengar dari ruang tengah yang ada di dalam rumah Nim. "Aaaaaaa." "Hah, Michi!" sentak Nim sembari berlari menuju keluar kamarnya. "Kakaaaak, tolooong." Sebuah makhluk aneh berbentuk gurita raksasa melilit tubuh Michi, adiknya Nim. "Apa itu!!" sentak Nim gemetar melihat adiknya dililit oleh makhluk aneh itu. "Dia adalah salah satu Beaster, sama seperti aku." sahut Tion. "Tion, ayo selamatkan adik ku!" teriak Nim. "SWICH." ucap Nim dalam hati sembari memejamkan matanya. "Tion?" ucap makhluk itu. "Ya aku Tion, Naken hentikan!!" tegas Tion. "Aku lapar." ucap makhluk itu sembari melepaskan lilitan tentakel dari adiknya Nim, dan Michi pun langsung berlari kebelakang tubuh Nim. "Mengapa wujud mu menjadi seperti ini!" tanya Tion. "Gelang tempat ku bersemayam hancur." sahut makhluk itu. "Kenapa bisa jadi seperti itu." tanya Tion. "Ya karena benturan kekuatan dari Hashfer, aku berada paling dekat dengan Hashfer, dan dampak yang ku alami sangat besar, tapi aku bisa melacak keberadaan Hashfer walaupun energinya melemah." jawab Naken, yaitu makhluk aneh yang berbentuk gurita raksasa. "Melemah?" sahut Tion. "Ya, melemah." jawab Naken. "Mungkin juga terpecah menjadi beberapa bagian akibat benturan kekuatan, sebabnya kita terlempar kesini." sambung Naken. "Ya mungkin saja, apa Rhiegart juga menyadarinya?" tanya Tion. "Ya, Rhiegart sudah mengetahuinya dan aku melihat sendiri dia sudah menemukan dua potongan Hashfer yang terpecah." jawab Naken. Tiba-tiba dari luar rumah terdengar suara memanggil Nim dan ternyata adalah Luiji. "Niim? Apa kau ada di dalam?" teriak Luiji dari luar rumah. "Nim, kita bertukar." bisik Tion dari dalam hati yang menggunakan tubuh Nim. Nim terduduk lesu. "Ya, sebentar." sahut Nim lesu kepada temannya yang menunggu di luar. "Sebentar, apa kau Caster?." tanya Naken kepada Nim. "Bukan, aku ini hanya manusia biasa." jawab Nim. "Pas sekali, aku bisa ikut tinggal dalam tubuhmu." ucap Naken seketika berubah menjadi bola energi dan masuk ke tubuh Nim melalui mulutnya. "Aaaaaaa." teriak Nim. "Kakak, kau tidak apa-apa?" ucap Michi, adiknya Nim. Luiji yang mendengar teriakan itu, langsung mendobrak pintu depan rumah Nim dan langsung berlari menuju ruang tengah rumahnya Nim. "Nim, apa kau tidak apa-apa?" ucap Luiji sembari berlari menuju Nim yang terduduk lesu. "Ya, aku tidak apa-apa." sahut Nim. "Apa terjadi sesuatu?" tanya Luiji. "Tidak apa-apa, aku hanya tergelincir." jawab Nim. "Syukurlah." sahut Luiji lega. "Ayo kita berangkat." ucap Nim. "Ayo." sahut Luiji. "Michi, kau jangan kemana-mana dulu ya." ucap Nim kepada adiknya. "I-i-iya kak, kakak hati-hati di jalan." sahut Michi. "Iya, kakak pergi dulu ya." ucap Nim melambaikan tangannya sembari keluar rumah pergi bersama temannya Luiji. Sembari di perjalanan, mereka melihat hampir seluruh bangunan besar hancur porak-poranda. "Nim, apa ada gempa kemarin di sini? Katanya kemarin ada suara aneh, seperti terompet." ucap Luiji. "Iya kemarin terdengar suara aneh seperti terompet, suara itulah penyebab hampir semua bagunan di kota ini hancur." sahut Nim. "Memangnya suara itu berasal dari mana?" tanya Luiji. "Hah, Ya aku juga tidak tahu." sahut Nim. "Beritanya sih aku lihat di internet, itu serangan dari negara tetangga, ya semacam bom nuklir." ucap Luiji. Nim yang mendengar berita yang di ucapkan oleh Luiji merasa khawatir karena berita itu menyebutkan menuduh negara tetangga yang menyerang. Padahal bukan, bahkan lebih dari itu. Masa depan dunia mereka dipertaruhkan. Setelah beberapa jam mereka melakukan perjalanan, sampailah mereka di sebuah perumahan elit salah satu tempat tinggal teman Luiji yang ingin mereka jenguk. "Nah, kita sudah sampai." ucap Luiji. "Ayo." sahut Nim. Ding dong, Luiji menekan tombol bel yang ada di rumah temannya itu. "Juno!!" teriak Luiji. "Iya sebentar!!" sahut suara dari dalam rumah itu. Klek, bunyi pintu terbuka. "Juno nya ada bu?" tanya Luiji. "Ya tuan muda ada, dia berada di dalam kamarnya. Sebentar saya panggilkan." ucap pelayan rumah itu sembari berjalan menuju ke kamar Juno. Juno berjalan keluar dari kamarnya. "Hei Juno, katanya kau sedang sakit?" ucap Luiji. "Makanya itu aku ke sini menjenguk mu." sambung Luiji. "Oh iya, terima kasih Luiji. Silahkan masuk." ucap Juno. "Dia teman kamu?" tanya Juno kepada Luiji sembari melihat ke arah Nim. "Oh iya ini temanku, namanya Nim." sahut Luiji. "Baik, salam kenal Nim, aku Juno teman sepabrik dengan Luiji." ucap Juno sembari mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Nim. Lalu, Juno terkejut melihat di pergelangan tangan Nim, mereka memiliki gelang yang sama namun dengan ukiran yang berbeda. Nim dengan gelang yang berukir seperti kepala harimau, namun Juno dengan gelang yang berukir seperti kepala banteng. "Dari mana kau mendapatkannya, Nim!?" tanya Juno terkejut sembari melihat gelang yang ada pada Nim. "Dia membeli dari toko souvenir." sahut Luiji. "Nim, gelang yang ada pada Juno sama seperti kau." bisik Tion terdengar suara dari telinga Nim yang tak satu pun orang mendengarnya kecuali Nim. "Iya aku tahu, apa dia teman mu, Tion?" bisik Nim dalam hati bertanya kepada Tion. "Ya dia adalah Fyuri, dulunya adalah milik salah satu pemimpin pasukan Caster." jawab Tion. "Apa kau baik-baik saja, Nim?" tanya Juno yang sedari tadi melihat Nim melamun. "Ya dia barusan sebelum berangkat ke sini, dia tergelincir di rumahnya." jawab Luiji. "Ooh, syukurlah tidak apa-apa." sahut Juno. Disamping itu... "Fyuri." "Ya, Juno." "Apa kau mengenalnya?" "Ya dia Tion sahabat ku, tapi aku merasakan suatu kekuatan yang lain yang aku kenal." "Apa itu, apakah berada pada Luiji?" "Tidak, masih ada di tubuh Nim." "Mungkinkah!!" "Naken, ya, aku mengenal kekuatan itu." "Baik, akan ku coba menanyakannya." "Nim, berapa gelang yang kau miliki?" tanya Juno. "Hah, hanya satu yang seperti ini." jawab Nim sembari mengangkat tangannya menunjukkan gelangnya itu. "Apa kau bohong!!" sahut Juno sembari menggeledah tubuh Nim. "Ti-tidak, aku tidak bohong." sahut Nim. "Kau tahu aku juga mengetahuinya kan, Nim" tegas Juno. "Hei hei, apa-apaan ini?" ucap Luiji yang bingung melihat tingkah teman kerjanya itu. "Baiklah, mungkin ini akan adil." ucap Naken dari dalam telinga Nim. Dari dada Nim muncul cahaya kuning. "Whooaaa, apa ini?" ucap Luiji. Dari mulut Nim keluarlah energi berbentuk bola dan merosot masuk ke tubuh Luiji.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook