Aksa berjalan mendekati Rafa sampai di belakangnya. Dia pegang kedua bahu anaknya. "Belum bisa sekarang, Sayang. Nanti ya. Rafa sabar aja dulu." Aksa khawatir Rindu akan mengomel padanya karena tahu dia yang mengajari Rafa untuk bertanya begitu pada mamanya. "Rafa duduk dulu dekat Nenek, yuk." Rafa membalik badan menghadap Aksa. "Tapi aku mau sekarang, Pa." Bulir bening mengalir di kedua matanya. Sepertinya Aksa harus memberi pengertian pada Rafa untuk bersabar menunggu adik laki-lakinya lahir. Dia bawa Rafa keluar dari kamar rawat Rindu untuk berkeliling bersama anaknya. "Berapa lama Pa nunggu adik laki-laki lahir?" Rafa tidak sabar jika harus menunggu terlalu lama. "Ya tunggu dua atau tiga tahun lagi." "Masih lama. Berarti nanti aku sudah kelas berapa baru punya adik laki-laki?"