"Sayang, aku berangkat dulu, ya?" pamit Yudha yang malam ini sudah rapi siap untuk pergi. Sejujurnya, Yudha enggan sekali berangkat seorang diri dan meninggalkan Alina di rumah. Namun, untuk membawa Alina ikut serta dengannya, rasanya belum siap saja. Alina mendekati sang suami. "Ganteng sekali suami aku," ucap perempuan itu. Berjinjit untuk dapat mengendus leher sang suami. "Wangi lagi. Awas saja kalau sampai di sana nanti tebar pesona pada para wanita." Yudha meraih pinggang sang istri dibawanya mendekat. "Jika di rumah sudah ada istri yang cantik seperti ini, buat apa juga harus tebar pesona," jawab Yudha tak mau kalah lalu mengecup sekilas bibir istrinya. Alina mendorong d**a Yudha. "Sudah sana pergi. Nanti ditungguin sama Pak Wildan." "Iya. Aku berangkat. Oh ya, sayang. Apa kamu j