Bening terduduk di tepi tempat tidur, menyadari Hikam yang sudah bangun dan pergi dari kamarnya pagi ini. Dia melirik jam dinding kamar, lagi-lagi dia bangun agak telat. Mengingat kejadian semalam, ada perasaan malu menyusup dalam diri Bening. Dia tersenyum kecil karena kini dia sudah memiliki kekasih. Namun, Bening agak ragu apakah Bik Ndari akan menerima pilihannya, karena usia Hikam dan usianya terpaut sangat jauh, dan Hikam adalah seorang duda. Terlebih, dia dan mantan istrinya terkadang masih tinggal satu rumah. Belum lagi memikirkan bagaimana sikap Beno seandainya tahu bahwa dia dan Hikam saling suka. Bening yakin mereka akan terkejut dan pasti menyarankannya untuk berpikir ulang. Bening menghela napas panjang, pasrah dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi di masa depan.