Sagara mengeratkan pelukannya, satu tangan di perut Felora menariknya merapat. Wajahnya tenggelam dalam helai rambutnya. Membiarkan jemari Felora bermain di telapak tangannya, bergerak abstrak. Felora suka melakukannya. “What you're thinking, Uhm?” bisik Felora dapati Sagara lebih banyak diam. Seperti sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri. Malam ini jadi malam terakhir dia tinggal di Flat milik kekasihnya. Besok pagi sudah pergi ke Berlin. Menyusul orang tuanya lalu sama-sama kembali ke Jakarta. Sagara menarik napas dalam-dalam, aroma manis dan harum rambut Felora tercium, memanjakan sembari membawa tangannya kembali mengerat, “dirimu, kita, our future,” ungkapnya dengan jujur. Tidak ada hal lain yang tengah bergelut dalam pikirannya selain memikirkan hubungan mereka yang tengah b