Cici membuka semua pintu ruangan yang ada di rumahnya dengan ekspresi kesal. Tersisa satu ruangan yang belum ia buka, yaitu ruang kerja suaminya. Cici melangkah kakinya menuju pintu ruangan yang berada di dekat tangga kemudian membukanya. "Mercya Ayudina Mega," panggil Cici. Ia bersandar di pintu ruangan sambil melipat tangan di depan d**a, menatap seorang gadis kecil berusia dua belas tahun yang sedang duduk di sofa ruang kerja Papanya sambil membaca buku tentang bisnis. Begitu melihat Mamanya ia langsung memberikan senyumannya. "Ini udah jam berapa? Mama sampai keliling rumah buat nyariin kamu. Papa sama adik-adik kamu udah nungguin loh," Imel Cici. Putri pertamanya ini benar-benar menuruni karakter Erlan. Ia sangat tidak menyukai segala hal yang sebagian besar disukai anak pe