21 : Promise not to be Sadder than Today

2106 Words

“Bagaimana kalian berdua bisa bertemu?” tanya Asmaya saat makan malam tengah berlangsung. “Itu ... Diaz pernah bilang ‘kan kalau aku teman SMA-nya?” ujar Leoni dengan senyuman. Dia meletakkan sendok, kemudian menyentuh lengan Diaz, memperlihatkan kasih sayang serta keharmonisan hubungan mereka. “Kami satu kelas, Mom. Dulu dekat selayaknya teman dekat, nggak kepikiran kalau di masa depan jadi tunangan. Diaz sering jadi tutor belajar matematikaku. Dia hebat dalam bidang itu.” “Dalam pelajaran dia memang selalu unggul. Tidak heran kalau dia termasuk salah satu lulusan terbaik di angkatannya,” puji Dennis sembari menatap sekilas ke arah Diaz. Meski mereka jarang berinteraksi selayaknya ayah dan anak karena Diaz seakan menghindar, Dennis selalu bangga pada setiap pencapaian anaknya. “Di kanto

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD