BAB 165

1210 Words

Pikiran Zio kusut. Kali ini bukan karena belum mendapatkan pelepasan seksual. Melainkan karena pria itu khawatir pada Clara yang tampak semakin berbeda dari biasanya. Zio tidak fokus bekerja karena terus mengingat wajah sendu Clara. Ucapannya yang mendadak lembut, matanya tak memancarkan cahaya kehidupan seperti biasanya, dan senyuman yang dihiasi kesedihan. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sebenarnya Zio masih punya beberapa pekerjaan lain yang sudah dekat deadline-nya, tapi pria itu memutuskan untuk menyudahi semuanya dan buru-buru pulang ke rumah. 'Baiknya aku pulang dan lihat kondisi Clara. Toh, di sini sampai pagi pun aku tidak bisa bekerja karena kepikiran soal Clara terus.' Firasat Zio tidak enak, dan untuk pertama kalinya pria itu bertindak mengikuti kata hatinya. Logikan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD