BAB 98

1258 Words

“Jahat!” Vio mengetuk-ngetuk jemari rampingnya di atas meja. Tak ada senyum sedikitpun di bibirnya. Selain keluarga mereka masih dalam suasana berduka karena Arumi, ibunda Sofia meninggal dunia. Pukulan paling besar yang Vio rasakan justru datang dari kabar Zio akan pindah permanen ke Tanggerang. “Abang beneran tega ninggalin aku?” “Maafin Abang ya, Dek.” Zio hanya bisa mengatakan itu. Mata Vio makin menggelap, wajahnya kian sendu. “Siapa yang ngajarin aku beajar kalau Bang Zio nggak di sini?” “Vio bisa belajar sama Kak Queen.” “Kak Queen sibuk, dia mau skripsi. Lagian Kak Queen juga tinggal di kos, nggak pulang ke rumah.” “Ya udah, kamu ikut BIMBEL aja.” “Duh, Bang Zio lupa, aku nggak bisa fokus belajar kalau rame-rame gitu?” “Privat les deh.” “Nggak mau, aku maunya cuma sama Bang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD