Dendam Danira
Rumah tangga Damian dan Vera terlihat baik-baik saja dari luar tapi sebenarnya sangat dingin di dalamnya. Sudah 3 tahun mereka menikah tapi sampai sekarang Vera tidak kunjung hamil juga. Damian yang work holic sangat mencintai pekerjaannya sebagai pengusaha tambang dan batu bara. Sedangkan Vera lebih memilih berkumpul dengan teman-teman sosialitanya dan berfoya-foya.
Hingga suatu hari datanglah keponakan istrinya yang bernama Danira. Kedatangan gadis cantik itu kemari untuk tinggal bersama dengan mereka. Danira akan melanjutkan kuliahnya disini dan kebetulan hanya Vera sanak keluarganya di kota ini.
"Mas perkenalkan ini Danira keponakanku. Anaknya almarhum saudaraku Anjani. Dia akan tinggal dengan kita mulai sekarang" Vera memperkenalkan Danira pada suaminya tanpa takut suaminya akan tergoda dengan daun muda secantik Danira. Dia tau Damian sangat mencintai dirinya lebih dari apapun.
"Danira" Danira menyodorkan tangannya pada Damian dengan senyumannya yang memikat tapi Damian sama sekali tidak tertarik dengan gadis cantik itu dan menjabat tangannya sebentar.
"Senang berkenalan denganmu Danira. Om harap kamu betah tinggal disini" ucap Damian dengan senyum tipisnya.
"Iya om terima kasih" ucap Danira.
"Ayo tante antar ke kamarmu" ajak Vera pada Danira.
"Baik tante" Danira mengikuti langkah tantenya menaiki tangga dimana kamarnya ada di lantai atas. Sebenarnya kamar itu akan mereka jadikan kamar anak mereka tapi Tuhan belum menganugerahkan mereka seorang anak.
"Ini kamarmu Danira. Tante harap kamu suka ya. Tante tinggal dulu ke bawah ya. Nanti kamu nyusul aja kalau sudah beres-beres" ucap tante Vera.
"Baik tante terima kasih ya sudah menerima Danira dirumah ini" balas Danira sambil melihat sekeliling kamarnya yang begitu luas dan sudah banyak barang dan furniture di dalamnya.
"Iya sama-sama sayang"
Setelah itu tante Vera keluar dari kamarnya dan menutup pintunya dengan rapat. Senyuman yang menghiasi wajahnya Danira langsung berubah setelah Vera pergi.
***
Sepulang bekerja Damian melonggarkan dasinya dan duduk di atas sofa. Danira datang menghampiri dirinya dengan baju yang minim. Dia bisa melihat belahan dada gadis itu saat menunduk menaruh segelas kopi untuknya.
"Om ini kopinya. Kata tante Vera dia terlambat pulang hari ini" ucap Danira sambil berdiri di depannya.
"Iya terima kasih Danira."
Setelah itu Danira pergi meninggalkannya. Dia bisa melihat pantat gadis itu melenggak-lenggok dari belakang. Dia langsung memalingkan wajahnya. Kenapa dia malah melihat keponakan istrinya itu. Selama ini banyak wanita yang menggodanya tapi dia sama sekali tidak tertarik dengan mereka. Hanya Vera cinta matinya. Walaupun tidak ada anak diantara mereka cinta Damian sama sekali tidak berkurang.
"Vera kemana? apa dia masih clubbing dengan teman-temannya? " Damian mencoba menelpon istrinya tapi teleponnya tidak diangkat juga. Setelah gagal menelpon istrinya dia mencoba kopi buatan Danira. Rasanya lumayan enak tidak buruk juga. Tanpa sadar Damian menghabiskan kopinya. Lalu dia beranjak naik ke kamarnya untuk beristirahat dan membersihkan diri.
Keesokan harinya Damian terbangun dari tidurnya. Di sampingnya sudah ada Vera yah tertidur dengan masih mengenakan gaun pestanya. Damian sama sekali tidak melarang kebebasan istrinya tapi akhir-akhir ini Vera terlalu sering mengabaikan dirinya.
"Vera!! Vera!! " Damian mengguncang tubuh Vera agar terbangun. Bau alkohol menyeruak dan menusuk penciumannya. Apa Vera minum terlalu banyak semalam.
"Sebentar mas kepalaku pusing" Vera malah berbalik membelakangi Damian sambil menutupi kepalanya dengan bantal. Damian yang emosi langsung menarik bantalnya hingga Vera kesal dan terbangun.
"Selama ini aku tidak melarangmu untuk melakukan apapun!! tapi kamu itu istriku Vera!! harusnya kamu bisa membagi waktu antara rumah tangga kita dengan pergaulanmu!! kalau kamu begini terus aku tidak akan segan memblokir semua kartu kreditmu!! " ancam Damian.
"Mas maafkan aku jangan blokir kartu kreditku. Kemarin aku tidak bisa menolak ajakan teman-temanku mas soalnya Angel ulang tahun kemarin. Masa hanya aku sih yang nggak datang mas. Maaf ya mas" Vera merayu Damian agar suaminya itu memaafkannya. Dia membuka celana suaminya dan melakukan service yang menyenangkan di pagi hari. Damian hanya bisa melenguh merasakan nikmatnya bibir hangat istrinya itu sedang membelai manja miliknya. Hingga akhirnya Damian merasakan pelepasan yang sudah lama tidak dirasakan olehnya karena akhir-akhir ini mereka sudah jarang bercinta. Setelah itu Damian yang sudah nafsu berat langsung menghajar Vera di atas tempat tidur hingga istrinya itu terus mendesah dan merintih menerima hujamannya.
"Ahhh mas lebih dalam lagi " desah Vera dengan keras. Damian langsung memacu Vera lebih keras lagi sampai istrinya itu menggelepar seperti ikan yang kekurangan air. Selesai bercinta mereka mandi bersama dan kembali melanjutkan percintaan mereka di kamar mandi. Damian yang tadinya marah-marah sekarang mulai melunak lagi. Vera tau kelemahan Damian tinggal dikasih jatah suaminya itu langsung melupakan pertengkaran mereka. Selesai mandi dan berganti pakaian mereka turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama.
"Baunya sangat harum sekali. Apa bi Sri yang memasak? " tanya Vera saat mencium bau lezat dari arah dapur. Mereka berdua berjalan ke arah meja makan dan melihat Danira sedang memasak sendirian disana.
"Om tante.. maaf aku pakai dapurnya. Sebagai ucapan rasa terima kasih aku memasak nasi goreng ini untuk kalian"
Danira mematikan kompornya dan langsung menyajikan nasi goreng buatannya di atas meja.
"Wah pasti enak sekali. Tante kangen dengan nasi goreng buatan Danira" Vera dan Damian duduk berdampingan sedangkan Danira melayani mereka mulai dari mengambilkan piring dan menaruh nasi goreng secukupnya ke dalam piring mereka. Dia juga menuangkan air minum ke dalam ke gelas mereka.
"Enak banget Danira. Terima kasih loh sudah repot-repot masak" puji Vera sambil menikmati nasi gorengnya. Damian juga ikut menikmati nasi goreng buatan Danira. Rasanya enak sekali lebih enak dari buatan bi Sri. Danira selain pintar bikin kopi ternyata pintar masak juga. Diam-diam Damian mengagumi bakatnya.
"Terima kasih. Kalau kurang nambah aja ya." Danira senang semuanya senang nasi goreng buatannya. Dia juga ikut makan bersama dengan meraka. Selesai masak Danira membantu bi Sri untuk cuci piring. Damian kira Danira adalah gadis manja tapi ternyata dia adalah gadis yang mandiri.
"Mas kamu lihat apa? " tanya Vera saat Damian tak sadar memperhatikan Danira.
"Tidak lihat apa-apa. Hari ini libur ayo kita keluar jalan-jalan" ajak Damian mengalihkan pembicaraan. Kenapa bisa-bisanya dia memperhatikan wanita lain selain istrinya.
"Jalan-jalan kemana mas? "
"Kita bisa nonton dan makan di mall. Sudah lama kita tidak keluar bareng"
"Boleh juga mas. Kebetulan ada film yang mau aku tonton. Tapi Danira apa dia baik-baik saja sendiri dirumah? " Vera khawatir meninggalkan Danira sendiri dirumah. Takutnya Danira bosan karena belum memiliki banyak teman di kota.
"Hanya sebentar saja kok, dia juga sudah besar. Lagian juga ada bi Sri" ucap Damian.
"Baiklah kalau begitu"
Siang harinya Damian dan Vera pergi untuk nonton bareng. Danira hanya melihat kepergian mereka dari atas balkon kamarnya. Setelah itu dia keluar dari kamarnya dan diam-diam masuk ke dalam kamar mereka. Danira membuka lemari pakaian mereka dan mengambil salah satu gaun milik Vera yang berwarna merah. Dia memakai gaun itu dan berkaca di sebuah cermin.
"Danira hanya kamu yang pantas menjadi menjadi nyonya Alexander. Wanita jalang itu tidak pantas bersanding dengannya" ucap Danira sambil tersenyum licik. Lalu dia menuangkan segelas anggur ke dalam sebuah gelas dan menyetel musik opera hingga menggema ke seluruh penjuru kamar. Kemudian dia menari dan tertawa seperti orang gila sambil meminum anggurnya. Tiba-tiba tariannya terhenti saat dia melihat foto Vera yang terpajang di atas dinding kamar ini. Terlihat di matanya kalau Danira menyimpan kemarahan dan kebencian pada tantenya itu.
"Tante Vera.. kau sudah menghancurkan keluargaku maka aku akan merebut semua yang kau miliki termasuk suamimu!! " Danira melemparkan sisa anggur yang ada di gelasnya ke foto Vera. Dia bersumpah akan membalas dendam kematian ibunya karena perselingkuhan Vera dan papanya.