ternyata semuanya benar

1302 Words
Di dalam acara. Aldo hanya diam saja, dia duduk sendiri sambil menahan hatinya yang sakit, dia sudah membohongi Aline hampir satu tahun, dia berpura-pura menjadi suami yang baik dan sempurna karena menebus kesalahannya karena sudah menjadi suami yang gagal. Aldo mengambil satu gelas minumannya dan menyesapnya secara perlahan. Dia belum menikahi Meta karena dia beralasan belum siap memberi tahukan Aline yang sebenarnya, tanpa izin dia, Aldo tidak mau menikahi Meta walaupun orang tua mereka semua memaksanya untuk secepatnya mereka menikah. Aldo sebenarnya tidak mencintai Meta, kalau bukan karena jebakan dari ibunya, Aldo tidak mungkin dalam keadaan seperti ini. Aldo menutup matanya sejenak dan dia bingung harus berbuat apa sekarang, saat ini perut Meta sudah semakin besar dan dia membutuhkan status yang jelas darinya. Tapi disisi lain, dia tidak mau membuat Aline kecewa bahkan membencinya. Aldo merasa kesal dengan dirinya sendiri yang sudah melakukan hal bodoh yang membuat dirinya dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini. Tawa dan ceria bergema ditempat itu, meta merasa bahagia karena akhirnya dia bisa mendapatkan Aldo walaupun dengan cara kotor seperti ini, setidaknya dia bisa merebut Aldo dari Aline, sahabat dan juga orang yang paling dia benci. Dia berpura-pura dekat dengan Aline karena ingin mendekati Aldo tapi ternyata Aldo memang sungguh mencintai Aline, membuat meta semakin membencinya, itulah mengapa dia setuju dengan rencana Merry ibunya Aldo untuk melakukan trik gila ini dan akhirnya mereka pun bisa bersama walaupun Aldo terpaksa demi rasa tanggung jawab demi bayi dalam kandunganny dan bukan untuknya. Meta melihat Aldo yang diam dan hanya duduk bersandar dikursi paling pojok, seolah-olah dia tidak mau terlihat oleh siapapun. Meta mendekati Aldo dan dia pun tersenyum lembut seolah-olah dia sudah menjadi istri Aldo yang sesungguhnya. Meta menepuk bahu Aldo dan berkata "Al, kamu kenapa?" Aldo terkejut dan dia pun langsung membuka matanya. "Aku baik- baik saja, kenapa kamu kemari?" Tanya Aldo. "Aku melihat kamu sendirian disini saja, Al ini acara pertunangan kita, ayolah ikut denganku kita bergabung bersama keluarga besar kita!" Ajak Meta, dia memegang tangan Aldo dan Aldo segera menghindarinya. "Baiklah, aku kesana!" Ucap Aldo dengan suara datar, dia bangun dan mengikuti Meta dari belakang. Acara itu sangat meriah dan juga sangat mewah, ternyata semua orang tahu hubungan Aldo dan Meta kecuali Aline yang dibodohi selama ini. **** Aline yang baru saja sampai didepan gedung hotel royal, dia pun turun dari taksi dan berjalan menuju pintu masuk. Aline menghubungi Santi dan Santi pun datang menghampirinya. Wajah Aline yang sudah memerah karena dia terus menangis didalam taksi. "Aline, aku mohon siapkan hati kamu, ini acara kelas atas dan mereka semua ternyata mengetahui semua ini, sialan kita sudah dibodohi mereka Aline!" Umpat Santi dengan nada marah. Aline hanya bisa tersenyum kecut hatinya sudah sangat sakit dan mungkin setelah ini dia tidak akan mau lagi bicara dengan Aldo bahkan melihat wajahnya pun dia pasti akan sangat muak. "Santi, ayo antarkan aku menemui mereka, bukankah ini kemauan ibu mertua aku, ingin memisahkan aku dengan Aldo dan akhirnya mereka pun berhasil, hiks ... Hiks," air mata pun kembali mengalir namun Aline berusaha untuk menghapusnya. Dia berusaha kuat dan berharap agar dia tidak mempermalukan dirinya sendiri saat diacara nanti. "Aline, kamu baik-baik saja kan? Kalau kamu tidak siap, jangan muncul disana, aku takut mereka semua malah berbalik menyerang kamu!" Ucap Santi, dia takut Aline disana dipermalukan dan mendapatkan penghinaan. "Tidak apa-apa, aku akan berusaha mengendalikan diri aku. Ayo antarkan aku!" Ucap Aline, dia menarik nafas panjang dan mengontrol emosinya. Dia menghapus air matanya dan berusaha tegar menghadapi semua orang yang ada disana nanti. Santi menggenggam tangan Aline dan mereka pun berjalan menuju tempat acara. Tidak lama kemudian, mereka pun sampai didepan pintu masuk ruangan. Aline melihat Aldo yang sedang berdiri menyapa tamu dan disebelahnya ada meta yang perutnya terlihat buncit diperkirakan usia kandungannya sudah memasuki bulan ke delapan dan keluarganya serta ibu mertuanya yang begitu bahagia, mereka tersenyum seolah-olah mereka tidak memperdulikan ada satu perasaan yang sedang tersakiti, Aline tersenyum kecut melihat itu semua, mereka merasakan kebahagiaan diatas penderitaannya saat ini. Aline mengepalkan tangannya dan berusaha menahan emosinya. Dia menarik nafas panjang kembali dan masuk ke dalam sana. Santi ingin mengikutinya tapi Aline melarangnya. "Kamu tunggu disini San!" Ucap Aline. "Tapi ... Lin?" "Sudahlah, aku baik-baik saja!" Ucap Aline. Aline berjalan sendiri dan maju mendekati mereka. Aline tersenyum dan berdiri tepat dihadapan Aldo dan semua anggota keluarganya disana. "Hai, semuanya!" Sapa Aline, dia tersenyum kecut dan bibirnya bergetar. Mencoba tersenyum dalam hati yang sudah hancur. Aldo terkejut dengan kehadiran Aline yang tiba-tiba ada disana. Aldo yang berdiri tepat disebelah Meta dan kini sedang dalam acara tukar cincin. Aldo melepaskan tangan Meta dan merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat, bahkan cincin yang belum sepenuhnya dia pasangkan hampir saja jatuh, namun Meta langsung meraihnya. "Al, apa yang kamu lakukan? Cincin nya hampir saja jatuh," Teriak Meta dengan sengaja agar Aline mendengarnya. Hati Aline sangat sakit saat mendengar itu, tapi dia masih harus menguatkan hatinya dan berkata didalam hatinya "Aline jangan menangis, jangan menangis, kamu akan terlihat kalah didepan mereka," ucap Aline dan dia menarik nafas panjang. Dia memaksakan senyumannya dan berkata "selamat ya Al, atas pertunangan kalian dan semoga bayi kalian bisa lahir dalam keadaan sehat dan selalu dalam kebahagiaan.!" Ucap Aline sambil mengulurkan tangannya kearah Aldo. Bukannya senang tapi Aldo merasa sangat sakit, Aline tidak marah, tapi dia tersenyum walaupun Aldo tahu jika hati Aline pasti sangat hancur. Aldo merasa kaku diseluruh tubuhnya, dia sudah tahu pasti setelah ini Aline akan meninggalkannya. "Sa ... sayang, kenapa kamu ada disini?" Tanya Aldo dengan suara kaku. Aline tersenyum dan menarik kembali uluran tangannya. "Memangnya aku tidak boleh hadir ya, di acara pertunangan suami aku dengan wanitanya, disini semua keluarga kamu hadir, sedangkan aku istri kamu tidak boleh ikut hadir juga?" Ucap Aline dengan suara dingin dan sedikit tersedak. Hatinya sangat sesak dan masih harus berakting tidak terjadi apa-apa. Aldo mendekati Aline dan hendak memeluknya tapi Aline menghindar dan dia mundur beberapa langkah. "Sayang, kenapa kamu menghindar?" Tanya Aldo dan hatinya semakin sakit. "Ini tidak baik, nanti aku dianggap perusak hubungan orang lain, bukankah istri kamu adalah ibu dari anak kamu, sudah ya! Sepertinya Kehadiran aku ini akan merusak acara kalian, ya kan mama mertua?" Ucap Aline sambil menatap dingin ibu mertuanya. Merry merasa malu saat Aline langsung menyebutkan namanya. Dia diam dan langsung memalingkan wajahnya. Atmosfir disana menjadi dingin, termasuk Meta, dia ingin marah tapi dia tidak memiliki hak apapun. Karena memang posisi dia disini tidak ada sekuat Aline. Aline tertawa mengejek dan berkata "hahahaha ... Suamiku yang aku cintai, kamu sangat hebat, sangat hebat! Kamu memang aktor terbaik saat memerankan menjadi suami idaman. Woahhh ... Aku saja sampai tertipu, bagus ... Bagus sekali, Aldo kamu sangat cocok jika mendapatkan penghargaan aktor terbaik, hebat sekali kamu Al!" Ucap Aline, dia tertawa keras sambil bertepuk tangan, dari sudut matanya air mata pun tumpah dan membasahi pipi lembutnya. Aldo tidak bisa mengatakan apapun, karena memang dia lah yang bersalah. "Baiklah, karena aku tidak mau mengganggu kalian lagi, aku permisi dulu, silahkan lanjutkan lagi ya!" Ucap Aline, dia membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan tempat itu sambil menangis Dia sudah tidak kuat lagi, dia ingin menangis sekuat-kuatnya dan berteriak sepuasnya. Aldo mengejar Aline namun tangannya dipegang oleh ibunya. "Mau kemana kamu Al?" Aldo melemparkan tangan ibunya dan berkata " menyusul istriku!" Aldo pun tidak peduli dengan semua orang yang ada disana karena yang dia pikirkan adalah Aline, Aldo takut Aline berbuat hal yang bodoh dan merugikan dirinya sendiri. -bersambung- Dhini-218 only on : Dreame n innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD