Warning ⚠️ ** Aku menatapnya tanpa gentar. Jemariku naik perlahan ke dadanya, menyentuh kancing kemeja yang menempel di tubuhnya yang hangat. Satu per satu aku buka dengan tangan bergetar. Napasku berat, tapi aku tidak berhenti. Aku ingin melihatnya tanpa batas. Aku ingin dia tahu betapa aku menginginkannya. Kalandra menggenggam pergelangan tanganku. Gerakannya tegas, tapi matanya berkata lain. Ia menatapku seperti pria yang kehilangan kendali atas dirinya sendiri. “Alea,” suaranya berat, penuh peringatan. “Kamu benar-benar—” Suaranya terputus ketika jemariku menyentuh kulit dadanya. Dia menggeram, tubuhnya menegang, lalu mengembuskan napas keras seolah telah kalah sepenuhnya. Tangan besarnya menarik pinggangku. Dalam sekali gerakan, tubuhku terangkat dalam pelukannya. Aku m

